Assalamu'alaikum, Pagi Akhi Ukhti'..
Dari beberapa hari
kemaren, ada aje pasien yang dateng berobat karena ada gangguan dari Jin
yang Allah ijin kan sampai diri nya menjadi sakit..
Sebenarnya
ada beberapa kiat yang sudah di jelaskan di dalam Al Qur'an dan Hadits
agar kita tidak bisa di ganggu oleh setan dari manapun'..
Bagaimanakah agar kita memiliki senjata supaya tidak diganggu setan. Coba ikuti kiat-kiat berikut..
1. Patut dipahami, setan adalah musuh manusia
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena
sesungguhnya syaitan² itu hanya mengajak golongannya supaya mereka
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)
Setiap manusia ingin disesatkan oleh setan kecuali orang yang memiliki tauhid yang benar. Allah Ta’ala berfirman,
قَالَ
فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ (77) وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي
إِلَى يَوْمِ الدِّينِ (78) قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ
يُبْعَثُونَ (79) قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (80) إِلَى يَوْمِ
الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ (81) قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ
أَجْمَعِينَ (82) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (83)
“Allah
berfirman: “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah
orang yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari
pembalasan.” Iblis berkata: “Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari
mereka dibangkitkan.” Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk
orang² yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan
waktunya (hari Kiamat).” Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan
menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di
antara mereka.” (QS. Shaad: 77-83)
2. Berpegang teguh dengan Al Qur’an dan As Sunnah
Allah Ta’ala berfirman,
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا
تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai
orang² yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah² syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208)
Masuklah
dalam “silmi” artinya adalah lakukanlah ketaatan kepada Allah.
Disebutkan dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim karya Ibnu Katsir,
sebagaimana pendapat dari Ibnu ‘Abbas, Abu ‘Aliyah, dan Ar-Rabi’ bin
Anas ketika menafsirkan ayat di atas.
Hal ini dikuatkan lagi dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا
قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ اعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِى
يَقُولُ يَا وَيْلَهُ – وَفِى رِوَايَةِ أَبِى كُرَيْبٍ يَا وَيْلِى –
أُمِرَ ابْنُ آدَمَ بِالسُّجُودِ فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ وَأُمِرْتُ
بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ فَلِىَ النَّارُ
“Jika anak Adam
membaca ayat sajadah, lalu dia sujud, maka setan akan menjauhinya
sambil menangis. Setan pun akan berkata-kata: “Celaka aku. Anak Adam
disuruh sujud, dia pun bersujud, maka baginya surga. Sedangkan aku
sendiri diperintahkan untuk sujud, namun aku enggan, sehingga aku pantas
mendapatkan neraka.” (HR. Muslim no.81)
Orang yang mau sujud pada Allah berarti telah berpegang pada ajaran Islam dengan benar.
3 Berlindung dari gangguan setan dan senantiasa meminta tolong pada Allah
Allah Ta’ala berfirman,
خُذِ
الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ (199)
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ
إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (200)
“Jadilah engkau pema’af
dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada
orang² yang bodoh. Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka
berlindunglah kepada Allah.” (QS. Al A’raf: 199-200)
Ada beberapa tempat atau waktu meminta perlindungan dari gangguan setan:
Ketika masuk kamar mandi
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
كَانَ
النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ قَالَ
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
“Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki jamban, beliau ucapkan: Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits (Ya Allah,
aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan).”
(HR. Bukhari no.142 dan Muslim no.375)
Untuk do’a
“Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits”, boleh juga
dibaca
“Allahumma inni a’udzu bika minal khubtsi wal khobaits” (denga
ba’ yang disukun). Bahkan cara baca khubtsi (dengan ba’ disukun) itu
lebih banyak di kalangan para ulama hadits sebagaimana dikatakan oleh
Al-Qadhi Iyadh rahimahullah. Sedangkan mengenai maknanya, ada ulama yang
mengatakan bahwa makna khubtsi (dengan ba’ disukun) adalah gangguan
setan, sedangkan khobaits adalah maksiat. (Syarh Shahih Muslim 4: 71)
Jadi,
cara baca dengan khubtsi (dengan ba’ disukun) dan khobaits itu lebih
luas maknanya dibanding dengan makna yang di awal tadi karena makna
kedua berarti meminta perlindungan dari segala gangguan setan dan
maksiat.
Ketika marah
Dari
Sulaiman bin Surd radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan, “Suatu hari
saya duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada
dua orang yang saling memaki. Salah satunya telah merah wajahnya dan
urat lehernya memuncak. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
إِني لأعلمُ كَلِمَةً لَوْ قالَهَا لذهبَ عنهُ ما يجدُ، لَوْ قالَ: أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ، ذهب عَنْهُ ما يَجدُ
“Sungguh
saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya
akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi minas
syaithanir rajiim (aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang
terkutuk), marahnya akan hilang.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketika singgah di suatu tempat
Diriwayatkan dari Khawlah binti Hakim As-Sulamiyyah; beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ
نَزَلَ مَنْزِلاً ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. لَمْ يَضُرُّهُ شَىْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ
مَنْزِلِهِ ذَلِكَ
“Barang siapa yang singgah di suatu
tempat kemudian dia mengucapkan, A’uudzu bi kalimaatillaahit
taammaati min syarri maa kholaq (Artinya: Aku berlindung dengan
kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan setiap makhluk),” maka tidak
ada satu pun yang akan membahayakannya sampai dia pergi dari tempat
tersebut.” (HR. Muslim no.2708)
Ketika membaca Al Qur’an
Diperintahkan dalam ayat,
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآَنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
Hendaklah
memulai membaca Al-Qur’an dengan membaca ta’awudz. Bacaan ta’awudz
menurut jumhur (mayoritas ulama) adalah “
A’udzu billahi minasy
syaithonir rajiim”. Membaca ta’awudz ini dihukumi sunnah, bukan wajib.
Melindungi anak dan keluarga
Do’a yang biasa diucapkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta perlindungan untuk Hasan dan Husain, yaitu:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
“Audzu
bi kalimaatillahit taammati min kulli syaithonin wa haammatin wa min
kulli ‘ainin laammatin” (aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah
yang telah sempurna dari godaan setan, binatang beracung dan dari
pengaruh ‘ain yang buruk).” (HR. Bukhari no.3371).
Nabi katakan bahwa dulu bapak kalian berdua yaitu Nabi Isma’il dan Ishaq meminta perlindungan pada Allah dengan do’a tersebut.
Kemudian,
terdapat pula do’a yang dibacakan oleh malaikat Jibril ‘alaihis salam
ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapat gangguan setan,
yaitu:
بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ
يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ
بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
“Bismillahi arqiika min
kulli syai-in yu’dziika min syarri kulli nafsin aw ‘aini haasidin.
Allahu yasyfiika, bismillah arqiika.” (Dengan menyebut nama Allah, aku
membacakan ruqyah untukmu dari segala sesuatu yang menganggumu dari
kejahatan setiap jiwa dan pengaruh ‘ain. Semoga Allah menyembuhkanmu).”
(HR. Muslim no.2186)
Bersambung insyaa Allah..
Wallahu waliyyut taufiq..
"Semoga bisa menjadi ilmu dan amalan yang manfaat"