Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..
Setiap nikmat yang Allah beri patut disyukuri, meskipun nikmat tersebut kecil. Syukur nikmat adalah dengan terus mendekatkan diri pada Allah dengan nikmat tersebut, juga menjauhi setiap maksiat.
Jika malah dengan nikmat semakin membuat jauh dari Allah, itu bukanlah jadi nikmat melainkan musibah.
Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Katsir berkata, sebagai penduduk Hijaz berkata, Abu Hazim mengatakan,
كُلُّ نِعْمَةٍ لاَ تُقَرِّبُ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَهِيَ بَلِيَّةٌ.
“Setiap nikmat yang tidak digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah, itu hanyalah musibah.”
Al Hasan Al Bashri berkata,
إِنَّ اللهَ لَيُمَتِّعُ بِالنِّعْمَةِ مَا شَاءَ فَإِذَا لَمْ يُشْكَرْ عَلَيْهَا قَلَبَهَا عَذَابًا
“Sesungguhnya Allah memberikan nikmat pada siapa saja yang Dia kehendaki. Jika seseorang tidak bersyukur, nikmat tersebut malah berubah menjadi siksa.”
Hakekat syukur nikmat adalah menjauhi maksiat.
Makhlad bin Al Husain mengatakan,
الشُكْرُ تَرْكُ المعَاصِي
“Syukur adalah dengan meninggalkan maksiat.”
Intinya, seseorang dinamakan bersyukur ketika ia memenuhi 3 rukun syukur:
1. Mengakui nikmat tersebut secara batin (dalam hati)
2. Membicarakan nikmat tersebut secara zhohir (dalam lisan)
3. Menggunakan nikmat tersebut pada tempat² yang di ridhai Allah (dengan anggota badan).
Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah mengatakan,
وَأَنَّ الشُّكْرَ يَكُونُ بِالْقَلْبِ وَاللِّسَانِ وَالْجَوَارِحِ
“Syukur haruslah dijalani dengan mengakui nikmat dalam hati, dalam lisan dan menggunakan nikmat tersebut dalam anggota badan.”
Semoga Allah Ta'alaa senantiasa menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang pandai bersyukur atas berbagai nikmat..
Aamiin Yaa Allah Yaa Mujibas Saailiin..
''Semoga bisa menjadi ilmu dan renungan yang manfaat''
0 komentar:
Posting Komentar