Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..
Adakah penyanyi religi yang kita sukai? Misalkan kita penggemar berat lagu² Wali Band, suatu ketika kita mendapatkan tiket gratis menonton konser Wali band sekaligus makan dan foto bersama, bahkan tiket transportasi pulang pergi dan biaya penginapan hotel juga diberikan, Bagaimana perasaan kita? Pasti senangkan? Akan digunakankah tiket tersebut? Bukankah amat sayang jika tiket gratis tersebut disia-siakan dan tidak dipakai?
Begitulah kira² gambaran orang² yang melalaikan orang tuanya, padahal banyak dari kita mengaku bercita² ingin masuk surga dan selalu berdoa mengharap surga dan segala kenikmatan di dalamnya, tapi kok tiket ke surganya malah disia-siakan! Sadarkah kita bahwa orang tua kita adalah tiket ke surga bagi diri kita?
Dalam sebuah hadits riwayat sahabat Abu Darda Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ų§ŁْŁَŲ§ŁِŲÆُ Ų£َŁْŲ³َŲ·ُ Ų£َŲØْŁَŲ§ŲØِ Ų§ŁْŲ¬َŁَّŲ©ِ ŁَŲ„ِŁْ Ų“ِŲ¦ْŲŖَ ŁَŲ£َŲ¶ِŲ¹ْ Ų°َŁِŁَ Ų§ŁْŲØَŲ§ŲØَ Ų£َŁِ Ų§ŲْŁَŲøْŁُ
"Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia²kan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya." (HR. Ahmad)
Ketika menerangkan hadits diatas, Imam Al Mubarakfuri dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi menjelaskan,
ŁŲ§ŁŁ
Ų¹ŁŁ Ų£Ł Ų£ŲŲ³Ł Ł
Ų§ ŁŲŖŁŲ³Ł ŲØŁ Ų„ŁŁ ŲÆŲ®ŁŁ Ų§ŁŲ¬ŁŲ© ŁŁŲŖŁŲ³Ł ŲØŁ Ų„ŁŁ ŁŲµŁŁ ŲÆŲ±Ų¬ŲŖŁŲ§ Ų§ŁŲ¹Ų§ŁŁŲ© Ł
Ų·Ų§ŁŲ¹Ų© Ų§ŁŁŲ§ŁŲÆ ŁŁ
Ų±Ų§Ų¹Ų§Ų© Ų¬Ų§ŁŲØŁ , ŁŁŲ§Ł ŲŗŁŲ±Ł : Ų„Ł ŁŁŲ¬ŁŲ© Ų£ŲØŁŲ§ŲØŲ§ ŁŲ£ŲŲ³ŁŁŲ§ ŲÆŲ®ŁŁŲ§ Ų£ŁŲ³Ų·ŁŲ§ , ŁŲ„Ł Ų³ŲØŲØ ŲÆŲ®ŁŁ Ų°ŁŁ Ų§ŁŲØŲ§ŲØ Ų§ŁŲ£ŁŲ³Ų· ŁŁ Ł
ŲŲ§ŁŲøŲ© ŲŁŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŲÆ
“Makna hadits, bahwa cara terbaik untuk masuk surga, dan sarana untuk mendapatkan derajat yang tinggi di surga adalah mentaati orang tua dan berusaha mendampinginya. Ada juga ulama yang mengatakan, ‘Di surga ada banyak pintu. Yang paling nyaman dimasuki adalah yang paling tengah. Dan sebab untuk bisa masuk surga melalui pintu itu adalah menjaga hak orang tua.’ (Tuhfatul Ahwadzi 6/21)
Dari hadits di atas, jika kita renungi dengan mendalam maka akan tergambarkan bahwa Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya mengenai kewajiban anak kepada orang tua, dan apa² saja hak orang tua yang harus dipenuhi oleh anak²nya.
Dan perintah untuk berbuat baik pada orang tua tidak hanya dijelaskan dalam hadits saja, Namun dalam berbagai ayat dalam Al Qur'anul Karim, Allah senantiasa mengingatkan pada hamba-Nya untuk senantiasa berbuat baik pada orang tua, salah satunya adalah ayat² berikut,
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
ŁَŲ§Ų¹ْŲØُŲÆُŁŲ§ Ų§ŁŁَّŁَ ŁَŁŲ§ ŲŖُŲ“ْŲ±ِŁُŁŲ§ ŲØِŁِ Ų“َŁْŲ¦ًŲ§ ŁَŲØِŲ§ŁْŁَŲ§ŁِŲÆَŁْŁِ Ų„ِŲْŲ³َŲ§ŁًŲ§ ŁَŲØِŲ°ِŁ Ų§ŁْŁُŲ±ْŲØَŁ ŁَŲ§ŁْŁَŲŖَŲ§Ł
َŁ ŁَŲ§ŁْŁ
َŲ³َŲ§ŁِŁŁِ ŁَŲ§ŁْŲ¬َŲ§Ų±ِ Ų°ِŁ Ų§ŁْŁُŲ±ْŲØَŁ ŁَŲ§ŁْŲ¬َŲ§Ų±ِ Ų§ŁْŲ¬ُŁُŲØِ ŁَŲ§ŁŲµَّŲ§ŲِŲØِ ŲØِŲ§ŁْŲ¬َŁْŲØِ ŁَŲ§ŲØْŁِ Ų§ŁŲ³َّŲØِŁŁِ ŁَŁ
َŲ§ Ł
َŁَŁَŲŖْ Ų£َŁْŁ
َŲ§ŁُŁُŁ
ْ Ų„ِŁَّ Ų§ŁŁَّŁَ ŁŲ§ ŁُŲِŲØُّ Ł
َŁْ ŁَŲ§Łَ Ł
ُŲ®ْŲŖَŲ§ŁŲ§ ŁَŲ®ُŁŲ±ًŲ§
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak² yatim, orang² miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang² yang sombong dan membanggakan diri.." ( QS. An-Nisa’: 36)
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,
ŁَŁَŲ¶َŁ Ų±َŲØُّŁَ Ų£َŁŲ§ ŲŖَŲ¹ْŲØُŲÆُŁŲ§ Ų„ِŁŲ§ Ų„ِŁَّŲ§Łُ ŁَŲØِŲ§ŁْŁَŲ§ŁِŲÆَŁْŁِ Ų„ِŲْŲ³َŲ§ŁًŲ§ Ų„ِŁ
َّŲ§ ŁَŲØْŁُŲŗَŁَّ Ų¹ِŁْŲÆَŁَ Ų§ŁْŁِŲØَŲ±َ Ų£َŲَŲÆُŁُŁ
َŲ§ Ų£َŁْ ŁِŁŲ§ŁُŁ
َŲ§ ŁَŁŲ§ ŲŖَŁُŁْ ŁَŁُŁ
َŲ§ Ų£ُŁٍّ ŁَŁŲ§ ŲŖَŁْŁَŲ±ْŁُŁ
َŲ§ ŁَŁُŁْ ŁَŁُŁ
َŲ§ ŁَŁْŁŲ§ ŁَŲ±ِŁŁ
ًŲ§
"Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik²nya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua²nya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali² janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.." (QS. Al-Isra’: 23)
Dalam dua ayat diatas dijelaskan dengan sangat gamblang, Bahwa kewajiban manusia selain menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya adalah berbuat baik kepada orang tua, Dan ini tidak hanya disebut sekali dua kali dalam kitab suci Al Qur'an, Namun hampir ayat yang menyuruh manusia untuk menyembah Allah pasti akan diiringi dengan perintah untuk berbuat baik pada orang tua.
Itulah mengapa keutamaan berbuat baik kepada kedua orang tua atau birrul walidain ini sangat tinggi pahalanya dan sangat mulia nilainya di sisi Allah. Bahkan Allah pun tidak tanggung² dalam memberi penghargaan kepada mereka yang berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
Menyia-nyiakan Tiket Masuk Surga
Suatu ketika, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sedang duduk bersama para sahabatnya. Tiba², Rasulullah mengucapkan “Aamiin”-“Aamiin”-“Aamiin”. Sahabat² yang ada di sekeliling beliau lantas terkejut. “Ya Rasulullah, mengapa engkau tiba² mengucapkan Aamiin sampai tiga kali?” telisik para sahabat.
Rasulullah pun menceritakan bahwa dirinya kedatangan malaikat Jibril yang menyampaikan tiga hal dan menyuruh beliau mengucap Aamiin setiap Jibril menyelesaikan perkataannya. Salah satu hal yang disampaikan Jibril terkait dengan orangtua. Kata Jibril, celakalah, hinalah, orang yang menjumpai kedua orang tuanya, mengalami hidup bersama dengan kedua orang tuanya, tapi hal itu tidak membuat dirinya masuk surga.
Kenapa Rasul sampai berkata demikian? Jawabannya satu. Karena ini menunjukkan ruginya orang yang tidak berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Padahal dengan hidup bersama orang tuanya, dia memiliki kesempatan yang sangat besar untuk berbuat baik kepada mereka. Kesempatan yang berganjar tiket untuk memasuki surga Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Maka abai pada mengurus dan merawat orang tua sama dengan menyia-nyiakan sebuah tiket untuk masuk surga.
Kalau sedemikian besar balasan yang Allah berikan, lalu mengapa kita dengan mudahnya melalaikan kewajiban berbuat baik kepada kedua orangtua bahkan merobek-robek tiket menuju surga ini?
Mungkin ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang tidak menjalankan kewajiban tersebut. Misalnya, semasa kecil sang anak tidak mendapat perlakuan yang baik dari orang tuanya, atau anak enggan merawat orang tua dengan alasan hanya akan merepotkan, atau secara ekonomi anak berkekurangan sehingga khawatir tidak mampu memenuhi kebutuhan orang tua, dan sederet alasan lainnya.
Namun bagaimanapun juga, hambatan² tersebut hendaknya tidak dijadikan alasan untuk menyepelekan kedua orang tua kita. Dengan mengandung, melahirkan, merawat kita, dan membesarkan, itu saja sudah menjadi bukti betapa besarnya jasa orang tua kepada anak. Jasa mereka tak akan pernah bisa terbayarkan.
Apalagi jika sang anak menolak merawat orang tua dengan melontarkan kata² ‘toh saya tidak minta dilahirkan’, jelas hal ini tidak bisa dibenarkan secara syariat maupun hakikat.
Karena kita ada karena takdir Allah, dan orang tua berjasa besar dalam hidup sang anak. Bayangkan seandainya kita ditakdirkan menjadi seekor kera, misalnya.
Maka sudah sepatutnya kita bersyukur diciptakan Allah sebagai manusia yang mempunyai bentuk paling sempurna diantara makhluk-Nya yang lain, kemudian bersyukurlah karena berkat orang tua kita dirawat dan dididik hingga besar.
Dan berbicara tentang materi pun sebenarnya tidak terlalu berarti bagi orang tua, sebab semakin lanjut usia semakin sensitif pula mereka. Membahagiakan batin dan perasaannya.
Memberikan hati kita sepenuhnya kepada mereka, memberi perhatian yang besar untuk mereka, sesungguhnya jauh lebih berarti daripada memberi materi.
Namun, selama kita mampu, upayakan untuk memenuhi kebutuhan materi orang tua. Namun, jika kemampuan kita di luar itu, ingatlah, Allah tidak membebani seseorang di luar kesanggupannya.
Wallahu Waliyyut Taufiq Was Sadaad'..
Semoga bisa menjadi ilmu dan renungan yang bermanfaat'..
0 komentar:
Posting Komentar