Sabtu, 03 September 2016

ALLAH BERI REZEKI TANPA KESULITAN

03.44.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum, Pagi semua'..

Akhi Ukhti, Allah memberi rezeki tanpa ada kesulitan dan sama sekali tidak terbebani.
Imam Ath-Thahawi rahimahullah dalam penjelasan kitab aqidahnya berkata, “Allah itu Maha Pemberi Rezeki dan sama sekali tidak terbebani.”
Seandainya semua makhluk meminta pada Allah, Allah akan memberikan pada mereka dan itu sama sekali tidak akan mengurangi kerajaan-Nya sedikit pun juga.

Dalam hadits qudsi disebutkan, Allah Ta’ala berfirman,

يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِى فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِى إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ

“Wahai hamba-Ku, seandainya orang² yang terdahulu dan orang² yang belakangan serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit untuk memohon kepada-Ku, kemudian masing² Aku penuhi permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi kekuasaan yang ada di sisi-Ku, melainkan hanya seperti benang yang menyerap air ketika dimasukkan ke dalam lautan.” (HR. Muslim no. 2577, dari Abu Dzar Al Ghifari).

Mengenai hadits ini, Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hadits ini memotivasi setiap makhluk untuk meminta pada Allah dan meminta segala kebutuhan pada-Nya.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam 2 : 48)

Dalam hadits dikatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« إِنَّ اللَّهَ قَالَ لِى أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ ». وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يَمِينُ اللَّهِ مَلأَى لاَ يَغِيضُهَا سَحَّاءُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْفَقَ مُذْ خَلَقَ السَّمَاءَ وَالأَرْضَ فَإِنَّهُ لَمْ يَغِضْ مَا فِى يَمِينِهِ »

“Allah Ta’ala berfirman padaku, ‘Berinfaklah kamu, niscaya Aku akan berinfak (memberikan ganti) kepadamu.’ Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pemberian Allah selalu cukup, dan tidak pernah berkurang walaupun mengalir siang dan malam. Adakah terpikir olehmu, sudah berapa banyakkah yang diberikan Allah sejak terciptanya langit dan bumi? Sesungguhnya apa yang ada di Tangan Allah, tidak pernah berkurang karenanya.” (HR. Bukhari no. 4684, Muslim no. 993)

Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah berkata, “Allah sungguh Maha Kaya. Allah yang memegang setiap rezeki yang tak terhingga, yakni melebihi apa yang diketahui setiap makhluk-Nya.” (Fath Al-Bari 13: 395)

"Semoga bisa menjadi ilmu yang manfaat"

MAU TAU REZEKI YANG PALING BESAR

03.35.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum, Sore Akhi Ukhti'..

Sebagian kita menyangka bahwa rezeki hanyalah berputar pada harta dan makanan. Setiap meminta dalam do’a mungkin saja kita berpikiran seperti itu.
Perlu kita ketahui bahwa rezeki yang paling besar yang Allah berikan pada hamba-Nya adalah surga (jannah).

Inilah yang Allah janjikan pada hamba²-Nya yang shaleh. Surga adalah nikmat dan rezeki yang tidak pernah disaksikan oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah tergambarkan dalam benak pikiran. Setiap rezeki yang Allah sebutkan bagi hamba²-Nya, maka umumnya yang dimaksudkan adalah surga itu sendiri.

Hal ini sebagaimana maksud dari firman Allah Ta’ala,

لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

“Supaya Allah memberi Balasan kepada orang² yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. mereka itu adalah orang² yang baginya ampunan dan rezeki yang mulia.” (QS. Saba’: 4)

وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا قَدْ أَحْسَنَ اللهُ لَهُ رِزْقًا

“Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya.” (QS. Ath-Thalaq: 11)

Surga yang paling tinggi adalah surga Firdaus sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ

“Jika kalian meminta pada Allah, mintalah pada-Nya surga Firdaus. Surga tersebut adalah surga yang paling utama dan surga yang paling tinggi.” (HR. Bukhari, no. 2790)

Bagaimana cara meraih surga Firdaus tersebut, lakukanlah enam hal berikut:

1. Khusyu’ dalam shalat.
2. Meninggalkan hal yang sia².
3. Menunaikan zakat.
4. Menjaga kemaluan. kecuali pada istri sebagai pasangan yang halal.
5. Memegang amanat dan janji.
6. Menjaga shalat.

Perhatikan dalilnya berikut,

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3) وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (4) وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (5) إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (6) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (7) وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (8) وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (9) أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ (10) الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (11)

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya,
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
dan orang-orang yang menunaikan zakat,
dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
dan orang-orang yang memelihara shalatnya.
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,
(yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.
(QS. Al-Mu’minun: 1-11)

Semoga Allah melapangkan kita rezeki di dunia dan di surga kelak..

Aamiin Yaa Allah Yaa Mujibas Saailiin'..

"Semoga bisa menjadi ilmu yang manfaat"

REZEKI ITU UJIAN

03.22.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum, Siang Akhi Ukhti'..

Rezeki itu sebenarnya memang suatu ujian. Buktinya adalah ayat berikut,

فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ (16)

“Adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: “Rabbku telah memuliakanku”. Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rezekinya Maka Dia berkata: “Rabbku menghinakanku“. (QS. Al-Fajr: 15-16)

Imam Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah menjelaskan, “Adapun manusia ketika ia diuji oleh Rabbnya dengan diberi nikmat dan kekayaan, yaitu dimuliakan dengan harta dan kemuliaan serta diberi nikmat yang melimpah, ia pun katakan, “Allah benar-benar telah memuliakanku.” Ia pun bergembira dan senang, lantas ia katakan, “Rabbku telah memuliakanku dengan karunia ini.” (Tafsir Ath-Thabari, 30: 228)

Kemudian Ath-Thabari rahimahullah menjelaskan, “Adapun manusia jika ia ditimpa musibah oleh Rabbnya dengan disempitkan rezeki, yaitu rezekinya tidak begitu banyak, maka ia pun katakan bahwa Rabbnya telah menghinakan atau merendahkannya. Sehingga ia pun tidak bersyukur atas karunia yang Allah berikan berupa keselamatan anggota badan dan rezeki berupa nikmat sehat pada jasadnya.” (Tafsir Ath-Thabari, 30: 228)

Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat di atas, “Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala mengingkari orang yang keliru dalam memahami maksud Allah meluaskan rezeki. Allah sebenarnya menjadikan hal itu sebagai ujian. Namun dia menyangka dengan luasnya rezeki tersebut, itu berarti Allah memuliakannya. Sungguh tidak demikian, sebenarnya itu hanyalah ujian.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَل لا يَشْعُرُونَ

“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al-Mu’minun: 55-56)

Sebaliknya, jika Allah menyempitkan rezeki, ia merasa bahwa Allah menghinangkannya. Sebenarnya tidaklah sebagaimana yang ia sangka. Tidaklah seperti itu sama sekali.
Allah memberi rezeki itu bisa jadi pada orang yang Dia cintai atau pada yang tidak Dia cintai. Begitu pula Allah menyempitkan rezeki pada pada orang yang Dia cintai atau pun tidak.  Sebenarnya yang jadi patokan ketika seseorang dilapangkan dan disempitkan rezeki adalah dilihat dari ketaatannya pada Allah dalam dua keadaan tersebut. Jika ia adalah seorang yang berkecukupan, lantas ia bersyukur pada Allah dengan nikmat tersebut, maka inilah yang benar. Begitu pula ketika ia serba kekurangan, ia pun bersabar.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 7: 562-563)

"Semoga bisa menjadi ilmu yang manfaat"

ISTIQAMAH DAN LIMPAHAN REZEKI

03.01.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum, Pagi Akhi Ukhti'..
Untuk beberapa hari kedepan di minggu ini, Insyaa Allah ane akan ngebahas mengenai Rezeki.
Dan pada kesempatan pagi ini, ane akan ngejelasin hubungan nye Istiqamah dengan limpahan Rezeki..

Akhi Ukhti, Istiqamah ada dua macam. Ada yang tetap teguh pada kebenaran (ketaatan). Ada yang tetap teguh dalam kesesatan.
Faedah dari istiqamah adalah akan diberi limpahan rezeki. Jika seseorang istiqamah dalam ketaatan, maka ia akan dapat limpahan rezeki. Begitu pula yang terus menerus dalam kesesatan, maksiat dan dosa, bisa jadi diberi limpahan rezeki namun dalam bentuk istidroj.
Istidroj artinya diberi rezeki pada pelaku dosa supaya ia terus tergiur pada kubangan maksiat.

Allah Ta’ala berfirman,

وَأَن لَّوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُم مَّاءً غَدَقًا

“Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).”

لِّنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَمَن يُعْرِضْ عَن ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا

“Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat.” (QS. Al Jinn: 16-17)

Mengenai ayat, “Kami akan beri cobaan pada mereka”, Ibnu Katsir berkata ada dua pendapat:

1. Jika mereka terus istiqamah di atas Islam, maka akan dilimpahkan hujan yang banyak dari langit. Yang dimaksud dengan hujan yang banyak adalah karunia rezeki yang luas. Sedangkan diberi cobaan atau ujian, yaitu siapa yang bisa terus dalam hidayah, siapakah yang cenderung pada kesesatan.

Pengertian di atas seperti dimaksudkan dalam ayat lainnya,

وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنجِيلَ وَمَا أُنزِلَ إِلَيْهِم مِّن رَّبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِن فَوْقِهِمْ وَمِن تَحْتِ أَرْجُلِهِم مِّنْهُمْ أُمَّةٌ مُّقْتَصِدَةٌ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ سَاءَ مَا يَعْمَلُونَ

“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.” (QS. Al Maidah: 66)

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raaf: 96)

Ibnu Abbas mengatakan bahwa istiqamah yang dimaksud adalah istiqamah di atas ketaatan. Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud adalah istiqamah di atas Islam.

Qatadah mengatakan tentang ayat tersebut, “Seandainya kalian beriman semuanya, maka Kami akan limpahkan kepada kalian dunia.”
Mujahid mengatakan, “Jika kalian terus berpegang pada kebenaran.”

2. Jika mereka terus berada (istiqamah) dalam kesesatan, maka Allah akan melimpahkan kepada mereka rezeki. Itu bukan karena kecintaan Allah, namun karena istidroj, biar mereka terus menerus dalam kesesatan. Pengertian ini semakin dikuatkan dengan ayat selanjutnya yang menyatakan bahwa itu adalah ujian untuk mereka.

Pengertian kedua ini serupa dengan ayat lainnya,

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)

Juga dalam ayat,

أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُم بِهِ مِن مَّالٍ وَبَنِينَ

“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa),

نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَل لَّا يَشْعُرُونَ

“Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al Mu’minun: 55-56)

Semoga Allah karuniakan pada kita limpahan rezeki dengan terus diteguhkan dalam ketaatan dan keimanan pada-Nya..

Aamiin Yaa Allah Yaa Mujibas Saailiin'..

"Semoga bisa menjadi ilmu yang manfaat"

MACAM-MACAM SABAR DAN KEUTAMAAN NYA

02.51.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum, siang Akhi Ukhti'..
Di antara perkara yang dianjurkan dalam Islam adalah Sabar. Sabar secara bahasa artinya tertahan, sebagaimana perkataan Jabir..

عَنْ جَابِرٍ قَالَ : نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُقْتَلَ شَيْءٌ مِنَ الدَّوَابِّ صَبْرًا

Dari Jabir ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang membunuh binatang dengan cara ditahan.” (HR. Muslim)

Dalam hadits di atas terdapat kata صَبْرً yang menjadi akar kata dari sabar. Adapun secara istilah, sabar adalah menahan diri dalam melaksanankan sesuatu dan menjauhi sesuatu. Sehingga definisi sabar akan tercakup dalam 3 macam kesabaran yang akan ane bahas pada tauziah siang ini.

1. Sabar dalam melaksanakan taat kepada Allah..

Sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan,

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا

“Dan perintahkanlah keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah dalam memerintahkannya.” (QS. Thaha: 132)

Dalam ayat di atas disebutkan perintah sabar dalam melaksanakan taat, yaitu seorang suami harus bersabar dalam memerintahkan istrinya untuk mengerjakan shalat. Memang seperti itulah tugas seorang suami, ia harus bisa memimpin bahtera rumah tangganya dan memerintahkan keluarganya untuk melakukan kebaikan.

Dalil lainnya adalah,

وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَه

“Dan bersabarlah kamu terhadap orang-orang yang senantiasa berdoa kepada Rabbnya di waktu pagi dan sore hari dengan mengharap wajah-Nya.” (QS. Al-Kahfi: 28).

Ayat di atas adalah perintah sabar terhadap orang-orang baik, yang senantiasa berdoa dan menyeru di jalan Allah. Karena yang namanya pertemanan, pasti akan dijumpai suatu hal yang tidak menyenangkan, oleh karena itu Allah perintahkan bersabar jika menjumpai suatu hal yang tidak menyenangkan dari saudaranya.

2. Sabar dalam menjauhi kemaksiatan..

Hal inilah yang terjadi pada Nabi Yusuf ‘alaihis salam. Beliau diajak berzina oleh istri seorang al-‘aziz di tempat yang sudah aman lagi tertutup rapat, sehingga tidak mungkin ada orang yang tahu. Selain itu, istri al-‘aziz juga memiliki kekuasaan dan kekuatan terhadap Yusuf, namun Yusuf mampu menghidari ajakan berzina dari seorang wanita yang cantik, padahal dia sendiri adalah seorang pemuda yang masih belia, sehingga sangat mudah untuk tergoda melakukan zina.

Akan tetapi, Yusuf lebih memilik bersabar dalam menjahi kemaksiatan sehingga ia pun rela dipenjara. Sebagiamana yang Allah ceritakan dalam firman-Nya..

قَالَ رَبِّ ٱلسِّجْنُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا يَدْعُونَنِىٓ إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّى كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ ٱلْجَٰهِلِينَ

“Yusuf berkata: ‘Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika Engkau tidak hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh’.” (QS. Yusuf: 33).

3. Sabar dalam menerima takdir Allah..

Sabar jenis yang ketiga adalah dalam menerima takdir yang Allah berikan. Allah Ta’ala berfirman..

فَٱصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ

“Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Rabbmu.” (QS. Al-Insan: 24)

Takdir adalah sebuah ketetapan Allah, dari takdir yang baik sampai takdir yang buruk, seorang muslim wajib menerimanya. Dia tidak boleh protes dengan takdir yang telah Allah tetapkan untuknya. Karena setiap takdir yang Allah tetapkan, pasti ada hikmahnya.

Namun seorang tidak boleh melakukan dosa dan maksiat dengan alasan takdir. Takdir yang telah Allah tetapkan, wajib seorang muslim untuk ridha kepadanya. Akan tetapi, perbuatan buruk yang dilakukan semisal dosa dan maksiat, kita dilarang ridho. Patut dibedakan dalam 2 hal ini.

Ketika seorang muslim tertimpa takdir yang buruk semisal musibah sakit atau kematian, ingatlah bahwa para Rasul memiliki cobaan yang jauh lebih berat dibanding kita semua. Oleh karena itu Allah perintahkan kita untuk meniru para Rasul dalam hal bersabar.

Allah Ta’ala berfirman..

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ

“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran para rasul yang memiliki keteguhan hati, dan janganlah engkau meminta agar (adzab) disegerakan untuk mereka.” (QS. Al-Ahqaf: 35)

KEUTAMAAN SABAR

Akhi Ukhti, Dalam QS. Al Baqarah ayat 45 yang artinya: “Dan, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat“. Sesungguhnya sabar itu memiliki keutamaan yang sangat besar. Karena orang-orang yang bersabar itu selalu bersama dengan Allah SWT. Adapun keutamaan² orang yang bersabar diantaranya:

• Allah bersama orang-orang yang sabar..

Allah berfirman: “Innallaha ma’as-shobiriin“. Yang artinya
“sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar“. 

Allah sangat mencintai orang-orang yang bersabar terhadap segala ujian yang diberikan oleh-Nya. Sehingga Allah akan menjaga, melindungi dan menolong mereka (orang-orang yang sabar). Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Nabi bersabda:
 “Ketahuilah olehmu! Bahwasanya datangnya pertolongan itu bersama dengan kesabaran“. (HR. At-Tirmidzi)

• Orang yang sabar termasuk golongan orang-orang yang bertaqwa..

Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 177 yang artinya:
 “…dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang benar (imannya). Dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa“.

• Diberikan balasan yang besar oleh Allah SWT..

Dalam QS. Az-Zumar ayat 10 yang artinya:
 “Sesungguhnya hanya orang² yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas“. 

Nabi SAW bersabda yang artinya:

“Sesungguhnya balasan yang besar itu sebanding dengan bahaya yang besar juga, dan sesungguhnya Allah ta’ala bila mencintai hambanya tentu Dia akan mengujinya. Apabila ia bersabar, maka Allah akan memilihnya dan apabila dia rela, maka Allahpun memilihnya juga“.

Dalam QS. An-Nahl ayat 126 Allah berfirman yang artinya:
“Dan sesungguhnya Kami memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan ganjaran yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan“.

• Orang yang bersabar akan mendapat ampunan dari Allah SWT..

Dalam QS. Hud ayat 11 Allah berfirman yang artinya:
“…, kecuali orang-orang yang bersabar dan beramal shalih, mereka itulah yang akan mendapatkan ampunan dan ganjaran yang besar“.

• Orang-orang yang sabar akan dicintai Allah SWT..

Dari Muhamad bin Maslamah dari Nabi SAW bersabda:
 “Tidak baik bagi seorang hamba yang tidak pernah hilang hartanya dan tidak pernah sakit badannya, karena sesungguhnya Allah itu mencintai hamba-Nya, maka Dia mengujinya dan apabila hamba itu diuji maka dia bersabar“.

• Sabar itu lebih utama dari bersyukur..

Nabi SAW bersabda:
 “Orang yang sabar itu lebih utama daripada orang yang bersyukur, karena orang yang bersyukur itu mendapatkan nikmat tambahan, sebagaimana Allah berfirman yang artinya: Apabila kamu sekalian bersyukur, sungguh akan Ku tambah nikmat untukmu, dan orang yang bersabar itu akan bersama dengan Allah ta’ala seperti dalam firmannya: Sungguh Allah itu bersama orang-orang yang bersabar“.

• Mendapatkan derajat dan penghormatan yang tinggi didalam surga..

Dalam QS. Al Furqon ayat 75 yang artinya:
“Mereka (orang-orang sabar) itulah yang akan dibalas dengan derajat yang tinggi (dalam surga) dikarenakan kesabaran mereka, dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya“.

Itulah beberapa point penting tentang sabar. Semoga Allah senantiasa menjadikan kita semua termasuk kedalam golongan orang-orang yang sabar..

Aamiin Yaa Mujibas Saailiin'..

"Semoga bisa menjadi ilmu yang manfaat"