Senin, 13 Maret 2017

FAEDAH SURAT YASIN: ISTRI, BUAH-BUAHAN DAN KENIKMATAN DI SURGA

01.29.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Mau tahu bagaimana kenikmatan di surga? Silakan kaji faedah surat Yasin berikut ini'..

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ (55) هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلَالٍ عَلَى الْأَرَائِكِ مُتَّكِئُونَ (56) لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ وَلَهُمْ مَا يَدَّعُونَ (57)

“Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri² mereka berada dalam tempat yang teduh, bersantai di atas dipan². Di surga itu mereka memperoleh buah²an dan memperoleh apa yang mereka minta. (Kepada mereka dikatakan): “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.”
(QS. Yasin: 55-57)

Kesimpulan Mutiara Ayat

• Yang dimaksud penghuni surga dalam keadaan sibuk, kata Al Hasan Bashri, “Mereka sibuk menikmati kenikmatan yang ada di surga, sedangkan penduduk neraka sibuk dengan azab di neraka.”
Ibnu Kisan mengatakan bahwa yang dimaksud adalah di surga mereka sibuk berziarah (berkunjung) satu dan lainnya. (Tafsir Al
Baghawi 23: 644)

• Maksud ayat 56, mereka dan istri mereka berada di naungan pohon², bertelekan (berbaring) di atas dipan². (Tafsir Al Qur’an Al Azhim 6: 347).

“Muttaki’iina” yang dimaksud disebutkan dalam tafsir surat Al Kahfi ayat 31, yaitu bersandar. Ada juga yang mengartikan berbaring atau duduk bersila. Al Araik, bentuk plural dari kata arikah. Secara bahasa maksudnya, tempat duduk panjang yang ada sandaran seperti sofa. Namun secara jelas yang dimaksud arikah adalah ranjang yang berada di bawah hajalah, yaitu rumah seperti kubah yang dihiasi dengan kain dan penutup (seperti kamar mempelai). (Tafsir Al Qur’an Al Azhim 5: 156)

• Maksud ayat 57, orang yang di surga akan menikmati berbagai buah. (Tafsir Al Qur’an Al Azhim 6: 348)

• Semua kesenangan di surga diperoleh secara sempurna. Yang didapatkan oleh yang masuk surga adalah istri yang begitu cantik menawan yang enak dipandang. Bidadari tersebut adalah bidadari bermata jelita serta tergabung padanya kecantikan wajah, keelokan badan, dan kebagusan akhlak. Yang masuk surga tersebut akan bertelekan di atas dipan yang dihiasi dengan kain yang dipercantik dan terlihat menawan. Ia pun bersandarkan pada dipan dengan begitu santainya, terlihat begitu mendapatkan nikmat dan menyenangkan. Buah²an yang ia rasakan begitu banyak yang bentuknya beraneka ragam seperti anggur, buah tin, delima dan lainnya. Apa saja yang ia minta di surga akan diberi. (Tafsir As Sa’di hlm.739)

Semoga kita semua dimudahkan jalan menuju surga sehingga bisa mendapatkan berbagai kenikmatan seperti di atas'..

Aamiin Yaa Allah Yaa Mujibas Saailiin'..

Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat'..

SIFAT JELEK PELIT DAN BERDAGANG ASAL LARIS DENGAN DUSTA

01.20.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Kita semua diperintahkan untuk berpegang teguh pada kebenaran. Lihatlah apa yang dikatakan oleh Ibnu Mas’ud berikut ini'..

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, ia berkata,

خَطَّ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ ثُمَّ خَطَّ خُطُوطًا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هَذِهِ سُبُلٌ عَلَى كُلِّ سَبِيلٍ مِنْهَا شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ: إِنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membuatkan kami satu garis kemudian beliau bersabda, “Ini adalah jalan Allah.”

Kemudian beliau menggaris beberapa garis dari sebelah kanan dan sebelah kirinya, lalu beliau bersabda, “Ini adalah jalan², yang pada setiap jalan tersebut ada setan yang mengajak kepadanya.”

Kemudian beliau membaca ayat, “Sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah ia, dan janganlah kalian mengikuti jalan² (yang lain), karena jalan² itu akan mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya.” (HR. Ahmad no.4143)

Jalan² kesesatan itulah yang kita diperintahkan untuk menjauhinya. Ada tiga hal yang diingatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agar kita menjauhinya. Ketiganya adalah sifat tercela yang disebutkan dalam hadits berikut ini..

عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم رجل على فضل ماء بالطريق يمنع منه ابن السبيل ورجل بايع إماما لا يبايعه إلا لدنياه إن أعطاه ما يريد وفى له وإلا لم يف له ورجل يبايع رجلا بسلعة بعد العصر فحلف بالله لقد أعطي بها كذا وكذا فصدقه فأخذها ولم يعط بها

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ada tiga golongan manusia yang kelak pada hari kiamat, Allah tidak akan memandang, tidak menyucikan, dan disediakan bagi mereka siksaan yang pedih, yaitu:

1. Orang yang memiliki kelebihan air di jalan, akan tetapi ia enggan untuk memberikannya kepada ibnu sabil (orang yang sedang dalam perjalanan),

2. Orang yang berbai’at kepada seorang pemimpin akan tetapi ia tidaklah berbai’at kecuali karena ingin mendapatkan keuntungan dunia, yaitu bila sang pemimpin memberinya harta, maka ia ridha dan bila sang pemimpin tidak memberinya harta, maka ia benci,

3. Orang yang menawarkan dagangannya seusai shalat Ashar, dan pada penawarannya ia berkata, aku telah mendapatkan penawaran demikian dan demikian lantas dipercaya lalu diambil, namun kadang tidak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Orang yang pertama yang dicela adalah orang yang super pelit padahal ia punya kelebihan air yang bisa ia berikan pada orang lain yang membutuhkan.

Padahal memberi minum pada yang butuh saja berbuah pahala. Dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فِى كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ

“Setiap memberi minum pada hewan akan mendapatkan ganjaran.” (HR. Bukhari no.2363 dan Muslim no.2244)

Orang kedua yang tercela adalah yang enggan taat pada penguasa atau pemimpin kecuali karena memandang ada keuntungan dunia.

Orang ketiga yang dianggap jelek adalah pedagang yang melakukan Al ghissyu (pengelabuan atau penipuan).

Menipu sudah tidak boleh, ini ditambah lagi dengan bersumpah.

Tentang menipu atau mengelabui dikatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, man ghossyanaa falaysa minnaa, siapa yang mengelabui kami tidak termasuk golongan kami. Bukan berarti pelakunya keluar dari Islam, maknanya bukan demikian. Namun yang dimaksud adalah berbohong dan mengelabui bukan termasuk ajaran Islam.

Dalam hadits lain disebutkan tentang sifat tercela di atas,

ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة المنان الذي لا يعطي شيئا إلا منّه والمنفق سلعته بالحلف الفاجر والمسبل إزاره

“Ada tiga orang yang tidak diajak bicara oleh Allah pada Hari Kiamat:

1. Al Mannan, yang dia itu tidak memberikan sesuatu kecuali dia akan mengungkit-ungkitnya,

2. Orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah jahat,

3. Orang yang menjulurkan sarungnya (sampai di bawah mata kaki).” (HR. Muslim)

Semoga Allah memberikan kita taufik dan hidayah untuk menjauhkan diri dari sifat² yang tercela..

Wallahu Waliyyut Taufiq Was Sadaad'..

Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat'..

DUA CARA MENGANGKAT TANGAN KETIKA BERDOA

00.54.00 Posted by Admin No comments


Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Ada di antara adab dalam berdoa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu mengangkat kedua tangan. Seperti yang disebutkan dalam hadits berikut ini'..

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

“Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seroang laki² yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?” (HR. Muslim no.1015)

Bagaimanakah cara mengangkat tangan tersebut?

Ada dua cara mengangkat tangan ketika berdoa secara umum yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali..

Pertama, Mengangkat tangan dengan menjadikan bagian punggung telapak tangan diarahkan ke arah kiblat, sambil yang berdoa menghadap kiblat, sedangkan bagian dalam telapak tangannya diarahkan ke arah wajah. Riwayat cara ini adalah dari contoh doa istisqa yang dipraktikkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kedua, Mengangkat kedua tangan dengan menjadikan bagian dalam telapak tangan dihadapkan ke langit, lantas punggung telapak tangan dihadapkan ke bumi. Ada riwayat seperti dari Ibnu ‘Umar, Abu Hurairah, dan Ibnu Sirin. (Jami Al ‘Ulum wa Al Hikam karya Ibnu Rajab Al Hambali 1: 271-272)

Wallahu Waliyyut Taufiq Was Sadaad'..

Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat'..