Rabu, 28 September 2016

KEUTAMAAN MENGHAFAL 10 AYAT SURAT AL KAHFI

01.28.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Di antara keutamaan surat Al Kahfi adalah Jika sepuluh ayat pertama itu dihafal.
Bahkan dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa yang dihafal adalah sepuluh ayat terakhir. Apa keutamaannya?

Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ

“Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al Kahfi, maka ia akan terlindungi dari Dajjal.” (HR. Muslim no.809)

Dalam riwayat lain disebutkan, “Dari akhir surat Al Kahfi.” (HR. Muslim no.809)

Dalam hadits di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama atau terakhir dari surat Al Kahfi, maka ia terlindungi dari Dajjal.

Imam Nawawi berkata, “Ada ulama yang mengatakan bahwa sebab mendapatkan keutamaan seperti itu adalah karena di awal surat Al Kahfi terdapat hal² menakjubkan dan tanda kuasa Allah. Tentu saja siapa yang merenungkannya dengan benar, maka ia tidak akan terpengaruh dengan fitnah Dajjal.

Begitu pula akhir surat Al Kahfi, mulai dari ayat,

أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ إِنَّا أَعْتَدْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ نُزُلًا

“maka apakah orang² kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba²-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahannam tempat tinggal bagi orang² kafir.” (QS. Al Kahfi: 102) (Syarh Shahih Muslim 6: 84)

Isi surat Al Kahfi adalah:

• Diturunkannya Al Qur’an sebagai pembimbing pada jalan yang lurus.

• Menghibur Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena orang kafir yang belum beriman.

• Keajaiban dalam kisah Ashabul Kahfi.

• Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintahkan sabar menghadapi orang² fakir.

• Ancaman bagi orang kafir yang akan mendapatkan siksa dan bala’ (musibah).

• Janji pada orang beriman bahwa mereka akan mendapatkan balasan yang baik.

• Permisalan orang beriman dan orang kafir dalam menyikapi dunia.

• Permisalan dunia dengan hujan yang turun dari langit dan tanaman yang tumbuh.

• Dunia yang teranggap hanyalah ketaatan pada Allah saja.

• Penyebutan kejadian pada hari kiamat.

• Pembacaan kitab catatan amal.

• Manusia ditampakkan kebenaran.

• Iblis enggan sujud pada Adam.

• Keadaan orang kafir ketika masuk neraka.

• Orang yang membela kebatilan ketika berdebat dengan orang yang berpegang pada kebenaran.

• Cerita tentang umat sebelum kita yang hancur, supaya kita pun takut akan hal itu.

• Kisah Nabi Musa dan Khidr.

• Kisah Dzulqarnain.

• Bangunan yang menghalangi Ya’juj dan Ma’juj.

• Rahmat yang akan datang pada hari kiamat.

• Sia-sianya amalan orang kafir.

• Balasan bagi orang beriman dan yang berbuat baik.

• Ilmu Allah tak mungkin habis untuk dicatat.

• Perintah untuk ikhlas dalam beribadah dan perintah untuk mengikuti tuntunan Rasul (ittiba’ Rasul) lewat amalan shalih. (Kunuz Riyadh Ash Shalihin 13: 117)

Namun perlu dicatat keutamaan lainnya dari surat Al Kahfi tentang keutamaannya dibaca pada hari Jumat. Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Ashaab berkata disunnahkan membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat dan malam Jumatnya.” (Al Majmu’ 4: 295).

Semoga Allah Ta'alaa senantiasa memberikan kita semua kemudahan untuk persiapan menghadapi hari kiamat..

Aamiin Yaa Allah Yaa Mujibas Saailiin..

''Semoga bisa menjadi ilmu dan amalan yang manfaat''

13 WAKTU DAN TEMPAT UNTUK BERSHALAWAT

01.18.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Secara umum, shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada dua,

Pertama, Shalawat Mutlak

Itulah shalawat yang dikerjakan di setiap kesempatan, tanpa batas waktu dan tempat tertentu. Kita dianjurkan untuk banyak membaca shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana yang Allah firmankan,

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

“Sesungguhnya Allah dan malaikatnya bershalawat kepada nabi, wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepadanya dan juga ucapkanlah salam untuknya.” (Qs. Al- Ahzab: 56).

Semakin banyak shalawat yang kita lantunkan, sebakin besar peluang untuk mendapat keistimewaan di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda,

أولَى الناسِ بِيْ يوم القيامة أكثرُهم عليَّ صلاةً

“Orang yang paling dekat dariku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.” (HR. At Tirmidzi, dan dihasankan Al Albani)

Kedua, Shalawat Muqayad

Itulah shalawat yang dikerjakan pada kesempatan khusus, baik dikerjakan pada waktu tertentu atau ketika melakukan amal tertentu.

Ada sekitar 13 keadaan, dimana kita dianjurkan untuk membaca shalawat:

1. Ketika tasyahud awal atau akhir

Shalawat pada saat tasyahud awal hukumnya dianjurkan, sedangkan ketika tasyahud akhir hukumnya wajib.

Dari Ka’ab bin Ujrah, bahwa para sahabat pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang tata cara shalawat ketika shalat. Beliau menjawab, ‘Ucapkanlah:

اللَّهُّم صلِّ على محمدٍ وعلى آل محمد كما صلَّيْتَ على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اللَّهُّم بارِكْ على محمدٍ وعلى آل محمد كما باركتَ على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميدٌ مجيد

“Ya Allah, bershalawatlah kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Luas, Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkahi ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Luas.” (Muttafaqun ‘alaihi)

2. Ketika selesai adzan

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوامِثْلَ مَا يَقُولُ ، ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا

“Apabila kalian mendengar muadzin, jawablah adzannya. Kemudian bacalah shalawat untukku. Karena orang yang membaca shalawat untukku sekali maka Allah akan memberikan shalawat untuknya 10 kali.” (HR. Muslim)

3. Ketika hari jumat

Sejak malam hari jumat, sampai selesai siang hari jumat, kita dianjurkan memperbanyak membaca shalawat.

Dari Aus bin Aus, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ عَلَيْهِ السَّلَامُ …. فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ، فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ

“Sesungguhnya hari yang paling mulia adalah hari jumat. Pada hari ini, Adam diciptakan… karena itu, perbanyaklah membaca shalawat untukku. Karena shalawat kalian ditunjukkan kepadaku.” (HR. Nasa’I, Abu Daud, Ibn Majah, dan dishahihkan Al Albani)

4. Setiap pagi dan sore

Setiap pagi dan sore, kita dianjurkan membaca shalawat minimal 10 kali.

Dari Abu Darda’ radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من صلى على حين يصبح عشرًا و حين يمسي عشرًا ، أدركته شفاعتي يوم القيامة

“Barangsiapa yang memberikan shalawat kepadaku ketika subuh 10 kali dan ketika sore 10 kali maka dia akan mendapat syafaatku pada hari qiyamat.” (HR. At Thabrani dan dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’).

5. Ketika di Majelis

Ketika kita kumpul bersama banyak orang untuk memperbincangkan sesuatu, jangan lupa diselai dengan shalawat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِسًا لَمْ يَذْكُرُوا اللَّهَ فِيهِ، وَلَمْ يُصَلُّوا عَلَى نَبِيِّهِمْ، إِلَّا كَانَ عَلَيْهِمْ تِرَةً، فَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُمْ

“Jika ada sekelompok kaum yang duduk bersama dan tidak mengingat Allah serta tidak memberi shalawat kepada nabi mereka maka itu akan menjadi bahan penyesalan baginya. Jika Allah berkehendak, Allah akan menghukum mereka, dan jika Allah berkehendak, Dia akan mengampuni mereka.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan dishahih Syuaib Al Arnauth).

6. Ketika menyebut Nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Ketika menyebut nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau mendengar nama atau gelar beliau disebut, kita dianjurkan untuk membaca shalawat.

Dari Abu hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ

“Celakalah orang yang ketika namaku disebut, dia tidak bershalawat untukku.” (HR. Tirmidzi, dan dinilai hasan sahih oleh Al Albani)

Dari Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْبَخِيلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ، ثُمَّ لَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ

“Orang yang bakhil adalah orang yang ketika namaku disebut, dia tidak bersjalawat untukku.” (HR. Ahmad dan sanadnya dinilai kuat oleh Syuaib Al Arnauth).

7. Ketika berdoa

Mulailah doa kita dengan memuji Allah dan bershalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan harapan, doa kita bisa mustajab.

Umar bin Khattab mengatakan,

إِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوفٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ لا يَصْعَدُ مِنْهُ شَيْءٌ حَتَّى تُصَلِّيَ عَلَى نَبِيِّكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم

“Sesungguhnya doa itu terkatung-katung antara langit dan bumi, dan tidak bisa naik, sampai dibacakan shalawat untuk Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan Al Albani).

Dari Ahmad bin Abi Hawari, bahwa beliau mendengnar Abu Sulaiman Ad Darani menasehatkan,

من أراد أن يسأل الله حاجته فليبدأ بالصلاة على النبي وليسأل حاجته وليختم بالصلاة على النبي فإن الصلاة على النبي مقبولة والله أكرم أن يرد ما بينهما

"Siapa yang ingin memohon kepada Allah sesuatu, hendaknya dia mulai dengan bershalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian baru mengajukan doanya. Dan akhiri juga dengan shalawat untuk beliau. Karena shalawat untuk nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam statusnya maqbul, dan Allah Maha Pemurah, sehingga tidak akan menolak doa yang dibaca di antara dua shalawat."

8. Ketika masuk dan keluar masjid

Doa ini dibaca bersamaan dengan doa masuk masjid.

Dari Abu Usaid radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيُسَلِّمْ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ لِيَقُلْ: اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ ، فَإِذَا خَرَجَ فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

“Apabila kalian masuk masjid maka berilah salam untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian baca: _Allahummaf-tahlii abwaaba rahmatik.._ Dan ketika dia keluar, hendaknya dia membaca: _Allahumma inni as-aluka min fadhlik.._” (HR. Abu Daud dan dishahihkan Al Albani).

Dari Fatimah radhiyallahu ‘anha, beliau menceritakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ المَسْجِدَ صَلَّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَسَلَّمَ، وَقَالَ: «رَبِّ اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila masuk masjid, beliau membaca shalawat dan salam untuk Muhammad, kemudian beliau berdoa: _Rabbigh fir-lii dzunuubi…_” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan Al Albani).

9. Takbir kedua ketika shalat jenazah

Shalawat disyariatkan untuk dibaca ketika takbir kedua shalat jenazah. Imam As-Sya’bi mengatakan,

أول تكبيرة من الصلاة على الجنازة ثناء على الله عز وجل والثانية صلاة على النبي صلى الله عليه وسلم والثالثة دعاء للميت والرابعة السلام

“Takbir pertama shalat jenazah adalah memuji Allah. Takbir kedua bershalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. takbir ketiga doa untuk jenazah, dan takbir keempat salam.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf).

10. Ketika berada di Makam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Abdullah bin Dinar mengatakan,

رأيت عبدالله بن عمر يقف على قبر النبي صلى الله عليه وسلم ويصلي على النبي صلى الله عليه وسلم وأبي بكر وعمر رضي الله عنهما

“Saya melihat Abdullah bin Umar berdiri di dekat kuburan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau bershalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mendoakan Abu Bakar, dan Umar.” (HR. Malik dalam Al Muwattha’ dan Baihaqi dalam As Sunan Al Kubro).

11. Ketika setelah usai membaca qunut, disyariatkan diakhiri dengan membaca shalawat.

Dari Abdullah bin Harits, beliau mengatakan,

أن أبا حليمة معاذ بن الحارث كان يصلي على النبي صلى الله عليه وسلم في القنوت

“Bahwa Abu Halimah, Muadz bin Harits, membaca shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika qunut.” (Fadhl As Shalah ‘ala An Nabi, Ismail bin Ishaq).

12. Ketika shalat Id

Shalawat ini dibaca di setiap takbir shalat id.

Dari Alqamah, beliau mengatakan,

أن ابن مسعود وأبا موسى وحذيفة خرج عليهم الوليد بن عقبة قبل العيد يوما فقال لهم إن هذا العيد قد دنا فكيف التكبير فيه قال عبد الله تبدأ فتكبر تكبيرة تفتتح بها الصلاة وتحمد ربك وتصلي على النبي ثم تدعو وتكبر وتفعل مثل ذلك….

Beberapa sahabat, diantaranya Ibnu Mas’ud, Abu Musa Al Asy’ari, dan Hudzaifah didatangi oleh Al Wald bin Uqbah (penguasa setempat ketika itu) sehari sebelum shalat hari raya.

Al Walid bertanya, “Hari id sudah dekat, bagaimana cara takbir di dalamnya.”

Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Anda awali dengan takbiratul ihram sebagai pembuka shalat, anda puji Allah dan membaca shalawat untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian berdoa. Lalu bertakbir lagi, dan anda lakukan seperti di atas…dst”

Hudzaifah dan Abu Musa mengatkan, “Ibnu Masud benar.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf).

13. Ketika meninggalkan majelis

Pada saat kita meninggalkan majelis perbincangan kita, bacalah shalawat.

Dari Utsman bin Umar, beliau mengatakan,

سمعت سفيان بن سعيد ما لا احصي إذا اراد القيام يقول صلى الله وملائكته على محمد وعلى انبياء الله وملائكته

Aku mendengar Sufyan bin Said berkali-kali sampai tidak bisa kuhitung, setiap beliau hendak meninggalkan majelis, beliau membaca: “Semoga shalawat Allah dan para malaikatnya tercurah untuk Muhammad dan kepada para nabi Allah dan malaikatnya.”

Wallahu Waliyyut Taufiq..

''Semoga bisa menjadi ilmu yang manfaat''

KUMPULAN DOA PEMBUKA PINTU REJEKI

00.52.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Ada beberapa doa yang semoga bisa menjadi pembuka pintu rezeki. Doanya mudah dan semoga mudah pula mendapatkan berkahnya..

Pertama:

Setiap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat Shubuh, setelah salam, beliau membaca do’a berikut,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa..

Artinya:
“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah no.925 dan Ahmad 6: 305 no.322. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Kedua:

Do’a dari hadits ‘Ali, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajarkan doa berikut,

اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Allahumak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika ‘amman siwaak..

Artinya:
“Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.” (HR. Tirmidzi no.3563. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Ketiga:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاهْدِني ، وَعَافِني ، وَارْزُقْنِي

Allahummaghfirlii, warhamnii, wahdinii, wa ‘aafinii, warzuqnii..

Artinya:
“Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah petunjuk padaku, selamatkanlah aku (dari berbagai penyakit), dan berikanlah rezeki kepadaku.”

Dari Thoriq bin Asy yam radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

كَانَ الرَّجُلُ إِذَا أسْلَمَ عَلَّمَهُ النَّبيُّ – صلى الله عليه وسلم – الصَّلاَةَ ثُمَّ أمَرَهُ أنْ يَدْعُوَ بِهؤلاَءِ الكَلِمَاتِ : (( اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاهْدِني ، وَعَافِني ، وَارْزُقْنِي )) .

“Jika seseorang baru masuk Islam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan pada beliau shalat, lalu beliau memerintahkannya untuk membaca do’a berikut: “Allahummaghfirlii, warhamnii, wahdinii, wa ‘aafinii, warzuqnii.” (HR. Muslim no.35, 2697)

Dalam riwayat lain, dari Thariq, ia berkata bahwa ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (dan ketika itu beliau didatangi seorang laki²), lalu laki² tersebut berkata,

يَا رسول اللهِ ، كَيْفَ أقُولُ حِيْنَ أسْأَلُ رَبِّي ؟ قَالَ : (( قُلْ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَعَافِني ، وارْزُقْنِي ، فإنَّ هؤلاَءِ تَجْمَعُ لَكَ دُنْيَاكَ وَآخِرَتَكَ )) .

“Wahai Rasulullah, apa yang harus aku katakan ketika aku ingin memohon pada Rabbku?” Beliau bersabda, “Katakanlah: Allahummaghfir lii, warhamnii, wa ‘aafinii, warzuqnii”, karena do’a ini telah mencakup dunia dan akhiratmu. (HR. Muslim no.36, 2697)

Dalam hadits Ibnu ‘Abbas disebutkan do’a duduk antara dua sujud yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

رَبِّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاجْبُرْنِي ، وَارْفَعْنِي ، وَارْزُقْنِي ، وَاهْدِنِي.

“Robbighfirlii warahmnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii, wahdinii..

(artinya: Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupkanlah aku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan petunjuk untukku).” (HR. Ahmad 1: 371. Syech Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa haditsnya hasan).

Keempat:

اللَّهُمَّ أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي وَأطِلْ حَيَاتِي عَلَى طَاعَتِكَ، وَأحْسِنْ عَمَلِي وَاغْفِرْ لِي

Allahumma ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii fiimaa a’thoitanii wa athil hayaatii ‘ala tho’atik wa ahsin ‘amalii wagh-fir lii.”

Artinya:
“Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah karunia yang Engkau beri. Panjangkanlah umurku dalam ketaatan pada-Mu dan baguskanlah amalku serta ampunilah dosa-dosaku.”

Doa ini adalah intisari dari dalil² yang telah disebutkan di atas. (Intisari dari doa pada Anas dan hadits Abdurrahman bin Abi Bakrah di sini)

Semoga Allah Ta'alaa senantiasa membukakan pintu rizki kita semua dan selalu Allah kasih keberkahan untuk segala sesuatunya..

Aamiin Yaa Allah Yaa mujibas saailiin..

''Semoga bisa menjadi ilmu dan amalan yang manfaat''