Minggu, 19 Maret 2017

SIFAT PENUNTUT ILMU, RAJIN SHALAT MALAM

23.13.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Pagi tadi, Ane mendapatkan pelajaran menarik dari Syech Abdul Aziz bin Abdilllah bin Baz rahimahullah. Beliau memberikan faedah menarik bahwa orang yang berilmu bukanlah hanya memperbanyak ilmu saja, tau berbagai macam hukum atau berbagai macam fadhilah amal. Namun mereka juga adalah orang yang memperhatikan amalan dari ilmu yang telah mereka ketahui dan pahami. Jika mereka tahu bahwa shalat malam (shalat tahajud) itu adalah utama, mereka pun selalu menjaganya. Walaupun kita tahu bersama shalat tahajud hanyalah sunnah.

Perhatikan fatwa Syech Ibnu Baz rahimahullah berikut ini'..

Ane menuturkan, “Sungguh banyak dari para penuntut ilmu saat ini yang mengetahui banyak hal tentang fadhilah amal, tahu pula ganjarannya. Di antara yang mereka tahu adalah keutamaan shalat malam. Namun sayangnya mereka tidak melakukannya. Mereka hanya sekedar berilmu, namun jauh dari amal.”

Syech rahimahullah lantas menjelaskan,

“Amalan yang  dijelaskan fadhilah (keutamaan) di dalamnya ada dua macam. Pertama adalah amalan wajib. Seorang muslim baik dia itu orang yang berilmu atau bukan, wajib memperhatikan hal ini, dengan ia bertakwa kepada Allah untuk menjalankan yang wajib. Ia wajib menjaga shalat lima waktu, menunaikan zakat, dan menunaikan kewajiban lainnya. Kedua adalah amalan sunnah (mustahab). Contohnya adalah menunaikan shalat malam, shalat Dhuha, dan shalat sunnah lainnya. Seorang mukmin dituntut untuk bersemangat dalam melakukan amalan sunnah tersebut. Lebih² lagi jika dia adalah orang yang berilmu. Orang yang berilmu adalah orang yang jadi teladan (qudwah). Seandainya ia sibuk atau meninggalkan amalan tadi di sebagian waktu, maka itu tidak mengapa karena amalan tadi hanyalah amalan sunnah. Namun sifat orang yang berilmu (yang ‘alim) dan yang istimewa adalah selalu memperhatikan dan menjaga amalan sunnah seperti shalat malam, shalat Dhuha, shalat rawatib dan berbagai bentuk kebaikan lainnya.

Kalau kita perhatikan penuntut ilmu saat ini, ada sebagian di antara mereka yang malah bangun shubuh saja susah, ada yang seringkali ikut jama’ah kedua. Selain ibadah, akhlaknya pun terhadap orang tua, terhadap tetangga, terhadap sesama, amat jelek. Ilmu sekedar tambah wawasan. Datang pengajian hanya sekedar tambah pesona. Wallahul musta’an.

Ingatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

القُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

“Al Qur’an akan menjadi hujjah (yang akan membela) engkau atau akan menjadi bumerang yang akan menyerangmu.” (HR. Muslim no.223).

Dari sini menunjukkan bahwa apa yang kita ilmui bisa jadi bumerang bagi kita sendiri karena tidak kita amalkan.

Lalu di akhirat kelak, kita akan ditanya di manakah ilmu tersebut kita amalkan. Dalam hadits Ibnu Mas’ud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَزُولُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ

“Kedua kaki anak Ibnu Adam tidaklah bergeser pada hari kiamat di sisi Rabbnya hingga ia ditanya lima perkara: [1] umurnya, di mana ia habiskan, [2] waktu muda nya, di mana ia manfaatkan, [3, 4] hartanya, bagaimana ia memperolehnya dan di mana ia infakkan, [5] amalan dari ilmu yang ia ketahui.” (HR. Tirmidzi no.2416, hasan kata Syech Al Albani)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

كُلُّ عِلْمٍ وَعَمَلٍ لاَ يَزِيْدُ الإِيمَانَ واليَقِيْنَ قُوَّةً فَمَدْخُوْلٌ، وَكُلُّ إِيمَانٍ لاَ يَبْعَثُ عَلَى الْعَمَلِ فَمَدْخُوْلٌ

“Setiap ilmu dan amal yang tidak menambah kekuatan dalam keimanan dan keyakinan maka telah termasuki (terkontaminasi), dan setiap iman yang tidak mendorong untuk beramal maka telah termasuki (tercoreng).”( Al Fawa’id hal.86)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam Fatawanya,

وَإِذَا أَصَرَّ عَلَى تَرْكِ مَا أُمِرَ بِهِ مِنْ السُّنَّةِ وَفِعْلِ مَا نُهِيَ عَنْهُ فَقَدْ يُعَاقَبُ بِسَلْبِ فِعْلِ الْوَاجِبَاتِ حَتَّى قَدْ يَصِيرُ فَاسِقًا أَوْ دَاعِيًا إلَى بِدْعَةٍ

“Seseorang jika terus meninggalkan sunnah yang diperintahkan dan melakukan perkara yang terlarang maka bisa jadi dia dihukum (oleh Allah) dengan meninggalkan hal² yang wajib, hingga akhirnya bisa jadi ia menjadi orang fasik atau orang yang menyeru kepada bid’ah.” (Majmu’ Al Fatawa 22/306)

Pernah ada seseorang yang bertanya (masalah agama) kepada Abu Ad Darda’, maka Abu Ad Darda’ berkata kepadanya: “Apakah semua masalah agama yang kau tanyakan kau amalkan?” Orang itu menjawab: “Tidak.” Maka Abu Ad Darda’ menimpalinya: “Apa yang engkau lakukan dengan menambah hujjah yang akan menjadi bumerang bagimu?” (Al Muwaafaqaat 1/82 sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Abdil Bar dalam Al Jami’ no.1232).

Semoga Allah melengkapi kita dengan ilmu dan amal, serta menjauhkan kita dari sifat beramal tanpa ilmu dan menjauhkan pula dari sifat banyak berilmu, namun enggan mempraktekkan dalam amalan..

Wallahu Waliyyut Taufiq Was Sadaad'..

Semoga bisa menjadi ilmu dan renungan yang bermanfaat'..

IBADAH BADAN YANG PALING AFDHOL

22.48.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Abul Abbas Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyampaikan pelajaran sangat berharga. Dalam Majmu’ Al Fatawa, beliau rahimahullah berkata,

أَفْضَلُ الْعِبَادَاتِ الْبَدَنِيَّةِ الصَّلَاةُ ثُمَّ الْقِرَاءَةُ ثُمَّ الذِّكْرُ ثُمَّ الدُّعَاءُ وَالْمَفْضُولُ فِي وَقْتِهِ الَّذِي شُرِعَ فِيهِ أَفْضَلُ مِنْ الْفَاضِلِ كَالتَّسْبِيحِ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ فَإِنَّهُ أَفْضَلُ مِنْ الْقِرَاءَةِ وَكَذَلِكَ الدُّعَاءُ فِي آخِرِ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ مِنْ الْقِرَاءَةِ ثُمَّ قَدْ يُفْتَحُ عَلَى الْإِنْسَانِ فِي الْعَمَلِ الْمَفْضُولِ مَا لَا يُفْتَحُ عَلَيْهِ فِي الْعَمَلِ الْفَاضِلِ . وَقَدْ يُيَسَّرُ عَلَيْهِ هَذَا دُونَ هَذَا فَيَكُونُ هَذَا أَفْضَلَ فِي حَقِّهِ لِعَجْزِهِ عَنْ الْأَفْضَلِ

“Sebaik-baik ibadah badan adalah shalat, lalu qiro’ah (membaca Al Qur’an), kemudian berdzikir, lalu do’a.

Amalan yang kurang afdhol bisa menjadi lebih afdhol jika dilakukan pada waktu yang disyari’atkan. Seperti tasbih (bacaan “subhanallah”) dianjurkan dibaca ketika ruku’ dan sujud. Bacaan tasbih kala itu lebih utama daripada seseorang memilih membaca Al Qur’an. Begitu pula berdo’a di akhir shalat itu lebih utama daripada seseorang langsung membaca Al Qur’an.

Boleh jadi seorang itu diberi taufik untuk melakukan amalan yang kurang afdhol dan tidak diberi taufik untuk melakukan amalan yang afdhol. Buktinya orang tersebut dimudahkan untuk melakukan amalan yang kurang afdhol dan tidak diberi kemudahan untuk melakukan amalan yang afdhol. Dalam kondisi semisal ini, amalan yang kurang afdhol itu menjadi amalan yang afdhol untuk orang tersebut dikarenakan dia tidak mampu melakukan amalan yang afdhol..”

Dari penjelasan Ibnu Taimiyah rahimahullah di atas ada tiga pelajaran penting yang bisa kita ambil:

1. Amalan ibadah badan yang paling afdhol dengan urutan sebagai berikut: shalat, membaca Al Qur’an, berdzikir dan berdo’a.

2. Hendaknya kita memilih waktu yang tepat melakukan suatu amalan. Karena kadang ada suatu amalan yang kurang afdhol bisa menjadi lebih utama jika dilakukan pada waktu yang disyari’atkan.

3. Hendaklah pintar² dalam memanage amalan, jangan hanya asal beramal, apalagi jauh dari tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Wallahu Waliyyut Taufiq Was Sadaad'..

Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat'..

7 MANFAAT DO'A

22.43.00 Posted by Admin No comments


Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Do’a itu memiliki banyak sekali fadhilah atau keutamaan. Berikut beberapa di antaranya:

Pertama: Do’a adalah ibadah dan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Do’a adalah ibadah.” (HR. Abu Daud no.1479, At Tirmidzi no.2969, Ibnu Majah no.3828 dan Ahmad 4/267)

Kedua: Do’a adalah sebab untuk mencegah bala’ bencana.

Ketiga: Do’a itu amat bermanfaat dengan izin Allah.

Manfaat do’a ada dalam tiga keadaan sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut,

« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a² kalian.”
(HR. Ahmad 3/18, dari Abu Sa’id. Syech Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid)

Keempat: Do’a adalah sebab kuat dan semakin mendapatkan pertolongan menghadapi musuh.

Kelima: Do’a merupakan bukti benarnya iman dan pengenalan seseorang pada Allah baik dalam rububiyah, uluhiyah maupun nama dan sifat-Nya.

Do’a seorang manusia kepada Rabbnya menunjukkan bahwa ia yakini Allah itu ada dan Allah itu Maha Ghoni (Maha Mencukupi), Maha Melihat, Maha Mulia, Maha Pengasih, Maha Mampu, Rabb yang berhak diibadahi semata tidak pada selainnya.

Keenam: Do’a menunjukkan bukti benarnya tawakkal seseorang kepada Allah Ta’ala.

Karena seorang yang berdo’a ketika berdo’a, ia berarti meminta tolong pada Allah. Ia pun berarti menyerahkan urusannya kepada Allah semata tidak pada selain-Nya.

Ketujuh: Do’a adalah sebagai peredam murka Allah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ

“Barangsiapa yang tidak meminta pada Allah, maka Allah akan murka padanya.”
(HR. Tirmidzi no.3373. Syech Al Albani mengatakan  bahwa hadits ini hasan)

Semoga faedah ilmu ini memberikan kita motivasi untuk terus berdo’a dan banyak memohon pada Allah. Setiap do’a pasti bermanfaat. Setiap do’a pasti akan diberi yang terbaik oleh Allah menurut-Nya. Jadi jangan putus untuk terus memohon..

Wallahu Waliyyut Taufiq Was Sadaad'..

Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat'..