Rabu, 26 Oktober 2016

MAKSIAT MENGANTAR KEPADA MAKSIAT LAINNYA

21.47.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Perlu diketahui bahwa sesuai realita, maksiat yang satu dapat mengantarkan pada maksiat lainnya jika maksiat pertama tidak diiringi dengan taubat, kembali pada Allah dan beristighfar.
Demikianlah yang namanya dosa akan terus tumbuh dan bertambah jika seorang hamba enggan untuk bertaubat. Setan akan terus menggelincirkan seorang hamba karena maksiat yang ia lakukan.

Inilah dalil dari pernyataan di atas, yaitu Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ تَوَلَّوْا مِنْكُمْ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعَانِ إِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطَانُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُوا وَلَقَدْ عَفَا اللَّهُ عَنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi ma’af kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.” (QS. Ali Imran: 155).

Yang dimaksud dengan ‘اسْتَزَلَّهُمُ’ yaitu Allah menjerumuskan mereka dalam ketergelinciran dosa. Sebagian ulama memberikan tafsiran untuk ayat ini, di antaranya:
Ada kaum yang lari, mereka telah terjerumus dalam dosa yang dahulu mereka lakukan, yaitu sebelum mereka melakukan peperangan atau di tengah² peperangan. Dosa yang mereka lakukan boleh jadi meninggalkan atau menyelisihi perintah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka pun akhirnya takut ketika berhadapan dengan musuh disebabkan dosa tersebut, lantas mereka pun lari dari peperangan. Wallahu a’lam..

Demikianlah keadaan seorang hamba, ketika ia melihat suatu yang haram, lantas tidak terbetik dalam dirinya untuk bertaubat, maka dosa berikutnya akan tumbuh. Dalam hatinya pun ingin terus melakukan maksiat atau dosa besar selanjutnya. Kita berlindung pada Allah dari yang demikian.

Demikianlah faedah berharga kali ini yang ane dapat sampaikan dari penjelasan Syech Musthofa Al ‘Adawi hafizhohullah. Semoga hal ini semakin menyadarkan kita agar tidak menunda-nunda taubat dan jangan sampai melakukan maksiat yang selanjutnya.

Awalnya dari pandangan haram pada lawan jenis, lantas bisa beralih ke perkenalan lewat telepon genggam, lalu mengajak kencan, dan terjadilah perzinaan. Dari maksiat yang tidak ditaubati, berujung pada maksiat lainnya bahkan pada dosa besar.

Wallahu waliyyut taufiq was sadaad..

Semoga bisa menjadi ilmu dan renungan yang manfaat'..

TIDAK TERKABULNYA DOA BISA JADI SEBAGAI HUKUMAN

14.50.00 Posted by Admin No comments


Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Apakah tidak diterima dan tidak dikabulkannya do’a seorang mukmin sebagai hukuman atas kesalahan dan dosa yang ia lakukan?

Mufti Saudi Arabia di masa silam, Syech Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah ditanya pertanyaan di atas, lantas beliau menjawab,
“Bisa jadi memang seperti itu. Tertundanya pengabulan do’a seorang mukmin boleh jadi sebagai hukuman baginya. Bisa jadi pula ia bertaubat dari dosa, namun taubatnya tidak tulus. Boleh jadi pula karena sebab yang lain. Bisa jadi ia melakukan berbagai dosa dan maksiat lainnya. Sehingga dari sini ia pun sadar dan terdesak untuk banyak bertaubat dan memohon taufik pada Allah. Kemudian Allah memberi petunjuk padanya agar terhindar dari maksiat lainnya. Dari sini, ia pun terdesak untuk tulus dalam bertaubat dan meminta keselamatan dari berbagai macam dosa. Inilah tanda ia mendapatkan taufik (hidayah). Jika seseorang terdesak meminta keselamatan dan taufik, lalu ia menyesali dosa yang ia perbuat, lantas ia betul² menyesali dosanya, menjauhinya dan mengiringinya dengan amalan sholeh, inilah tanda yang menunjukkan bahwa Allah memberi taufik padanya."

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى

“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar” (QS. Thaha: 82).

Dalam ayat ini, Allah menyatakan mereka itu beriman, beramal sholeh dan akhirnya mendapatkan petunjuk.
Allah menyebutkan mengenai orang musyrik, seorang pembunuh dan pezina dalam firman-Nya,

إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ

“Kecuali orang² yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh, maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan.” (QS. Al Furqon: 70).

Dalam ayat ini disebutkan kecuali bertaubat dan beramal sholeh.  Artinya, mukmin yang benar adalah yang bertaubat dan melakukan amalan sholeh. Mukmin yang jujur punya semangat untuk terus bertaubat dan bersungguh-sungguh dalam memperbanyak shalat dan sedekah, memperbanyak dzikir, tasbih, tahlil dan berbagai macam kebaikan.

Mereka benar² sungguh² dalam melakukan amalan kebajikan tersebut. Dengan demikian, semoga Allah menghapuskan kesalahan mereka dan semoga Allah menerima amalan baik mereka.

Yang menjadi pelajaran penting di sini adalah, isilah hari² kita dengan taubat, beramal kebajikan dan terus memperbaiki diri, niscaya do’a² kita akan mustajab (mudah terkabul) dan segala kesulitan akan sirna, lalu datanglah berbagai kemudahan.

Ingatlah, firman Allah Ta’ala,

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)

Ayat ini pun diulang setelah itu,

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6).

Dari sini, para ulama seringkali mengatakan, “Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.”

Wallahu waliyyut taufiq was sadaad..

Semoga bisa menjadi ilmu dan renungan yang manfaat'..

MUSIBAH DATANG BISA JADI KARENA DOSA

14.45.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Ketika musibah dan bencana menghampiri kita, kadang yang dijadikan kambing hitam adalah alam, artinya alam itu murka. Ketika sakit datang, yang disalahkan pula konsumsi makanan, kurang olahraga dan seterusnya. Ketika kita terzholimi oleh atasan atau majikan karena belum telat gaji bulanan, kadang yang jadi biang kesalahan adalah majikan atau bos yang dijuluki pelit atau bakhil. Walau memang sebab² tadi bisa jadi benar sebagai penyebab, namun jarang ada yang merenungkan bahwa karena dosa atau maksiat yang kita perbuat, akhirnya Allah mendatangkan musibah, menurunkan penyakit atau ada yang menzholimi kita.

Coba kita renungkan ayat yang akan dibahas berikut ini..

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura: 30).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Wahai sekalian manusia, ketahuilah bahwa musibah yang menimpa kalian tidak lain adalah disebabkan karena dosa yang kalian dahulu perbuat. Dan Allah memaafkan kesalahan² kalian tersebut. Dia bukan hanya tidak menyiksa kalian, namun Allah langsung memaafkan dosa yang kalian perbuat.”

Karena memang Allah akan menyiksa seorang hamba karena dosa yang ia perbuat. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ

“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melata pun” (QS. Fathir: 45).

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah, mereka mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ وَلاَ نَصَبٍ وَلاَ سَقَمٍ وَلاَ حَزَنٍ حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ إِلاَّ كُفِّرَ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ

“Tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah berupa rasa sakit (yang tidak kunjung sembuh), rasa capek, rasa sakit, rasa sedih, dan kekhawatiran yang menerpa melainkan dosa-dosanya akan diampuni” (HR. Muslim no.2573).

Dari Mu’awiyah, ia berkata bahwa ia mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَا مِنْ شَىْءٍ يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ فِى جَسَدِهِ يُؤْذِيهِ إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ عَنْهُ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِه

“Tidaklah suatu musibah menimpa jasad seorang mukmin dan itu menyakitinya melainkan akan menghapuskan dosa-dosanya” (HR. Ahmad 4: 98. Syech Syu’aib Al Arnauth berkata bahwa sanadnya shahih sesuai syarat Muslim).

Bisa jadi pula musibah itu datang menghampiri kita karena dosa orang tua.
Abul Bilad berkata pada ‘Ala bin Badr mengenai ayat,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri”, dan sejak kecil aku sudah buta, bagaimana pendapatmu? ‘Ala’ berkata,

فبذنوب والديك

“Itu boleh jadi karena sebab orang tuamu”.

Seseorang bisa jadi mudah lupa terhadap ayat Qur’an yang telah ia hafal karena sebab dosa yang ia perbuat. Adh Dhohak berkata,

ما نعلم أحدا حفظ القرآن ثم نسيه إلا بذنب

“Kami tidaklah mengetahui seseorang yang menghafal Qur’an kemudia ia lupa melaikan karena dosa”.

Lantas Adh Dhohak membacakan surat Asy Syura yang kita bahas saat ini. Lalu ia berkata,

وأي مصيبة أعظم من نسيان القرآن.

“Musibah mana lagi yang lebih besar dari melupakan Al Qur’an?”
Jadi boleh jadi bukan karena kesibukan kita, jadi biang kesalahan hafalan Qur’an itu hilang. Boleh jadi karena tidak menjaga pandangan, terus menerus dalam maksiat serta meremehkan dosa, itulah sebab Allah memalingkan Al Qur’an dari kita.

Demikian faedah yang ane peroleh dari tafsir Ibnu Katsir..

Semoga Allah Ta'alaa melepaskan berbagai musibah yang menimpa kita. Ayat ini adalah sebagai renungan bagi kita untuk selalu mengintrospeksi diri sebelum menyalahkan orang lain ketika kita terzholimi. Boleh jadi musibah itu  datang karena dosa syirik, tidak ikhlas dalam amalan, dosa besar atau meremehkan maksiat yang kita perbuat hari demi hari..

Wallahu waliyyut taufiq was sadaad..

Semoga bisa menjadi ilmu dan renungan yang manfaat'..