Sabtu, 27 Mei 2017

APA BENAR NABI ISA DI SALIB?

07.04.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Apakah benar Nabi Isa yang mati di tiang salib? Bagaimana keyakinan Islam tentang hal ini?

Yang mati di tiang salib bukanlah Nabi Isa ‘alaihis salam, namun orang yang diserupakan dengannya. Sedangkan Nabi Isa sendiri diangkat ke sisi Allah. Seperti yang disebutkan dalam ayat,

وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا (156) وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157) بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

“Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang² yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar² dalam keragu²an tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An Nisa’: 156-158)

Yang diserupakan adalah murid Isa yang masih berusia muda dan setia padanya. Bukti dari hal ini adalah sebuah cerita yang dibawakan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berikut..

“Ketika Allah ingin mengangkat Isa ‘alaihis salam ke langit, beliau pun keluar menuju para sahabatnya dan ketika itu dalam rumah terdapat 12 orang sahabat Al Hawariyyun. Beliau keluar menuju mereka dan kepala beliau terus meneteskan air. Lalu Isa mengatakan, “Sesungguhnya di antara kalian ada yang mengkufuriku sebanyak 12 kali setelah ia beriman padaku.” Kemudian Isa berkata lagi, “Ada di antara kalian yang akan diserupakan denganku. Ia akan dibunuh karena kedudukanku. Dia pun akan menjadi teman dekatku.” Kemudian di antara para sahabat beliau tadi yang masih muda berdiri, lantas Isa mengatakan, “Duduklah engkau.” Kemudian Isa kembali lagi pada mereka, pemuda tadi pun berdiri kembali. Isa pun mengatakan, “Duduklah engkau.” Kemudian Isa datang lagi ketiga kalinya dan pemuda tadi masih tetap berdiri dan ia mengatakan, “Aku, wahai Isa.” “Betulkah engkau yang ingin diserupakan denganku?” ujar Nabi Isa.

Kemudian pemuda tadi diserupakan dengan Nabi Isa. Isa pun diangkat melalui lobang tembok di rumah tersebut menuju langit.

Kemudian datanglah rombongan orang Yahudi. Lantas mereka membawa pemuda yang diserupakan dengan Nabi Isa tadi. Mereka membunuhnya dan menyalibnya.

Sebagian mereka pun mengkufuri Isa sebanyak 12 kali setelah sebelumnya mereka beriman padanya. Mereka pun terpecah menjadi tiga golongan.

Kelompok pertama mengatakan, “Allah berada di tengah² kita sesuai kehendak-Nya kemudian Dia naik ke langit.” Mereka inilah Ya’qubiyah.

Kelompok kedua mengatakan, “Di tengah² kita ada anak Allah sesuai kehendak-Nya kemudian ia naik ke langit.” Mereka inilah An-Nas thuriyah.

Kelompok ketiga mengatakan, “Di tengah² kita ada hamba Allah dan Rasul-Nya sesuai kehendak-Nya kemudian ia naik ke langit.” Merekalah kaum muslimin.

Kelompok pertama dan kedua yang kafir akan mengalahkan kelompok ketiga yang muslim. Kelompok yang muslim itu pun sirna, sampai Allah mengutus Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Ibnu Katsir mengatakan bahwa hadits ini sanadnya shahih sampai Ibnu Abbas. An Nasa’i meriwayatkan hadits ini dari Abu Kuraib dan dari Abu Mu’awiyah serta semisalnya.

Seperti disebutkan pula oleh ulama salaf yang lain. Nabi Isa berkata kepada murid²nya, “Siapa yang mau diserupakan sepertiku? Lantas ia yang nanti menggantikan posisiku. Dialah yang nanti jadi teman dekatku di surga nanti.” (Tafsir Al Qur’an Al Azhim 3: 254-255).

Dari riwayat ini ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik:

• Setelah Isa diangkat ke langit, ada sebagian murid Isa (Al Hawariyyun) yang beriman dan sebagian lainnya kufur pada beliau.

• Nabi Isa tidak mati dan tidak disalib, namun beliau diangkat ke langit. Yang mati dan disalib adalah orang yang diserupakan dengan beliau.

• Yang dibunuh dan disalib adalah orang yang diserupakan dengan Nabi Isa, yaitu murid beliau yang setia pada beliau (bukan murid pengkhianat) seperti yang disebutkan dalam riwayat Ibnu ‘Abbas di atas. Sedangkan Ibnu Jarir lebih menguatkan pendapat yang diserupakan dengan Isa adalah seluruh muridnya. Hal ini disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya (3: 257).

• Murid² Isa terpecah menjadi tiga golongan. Satu golongan beriman yaitu meyakini bahwa Isa adalah hamba dan utusan Allah. Sedangkan dua golongan lain kufur. Sebagian meyakini bahwa Isa adalah Allah. Dan sebagian lainnya meyakini bahwa Isa adalah anak Allah. Yang menang ketika itu adalah dua golongan yang kafir sedangkan golongan yang beriman musnah sampai diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Wallahu Waliyyut Taufiq Was Sadaad'..

Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat'..

TAK BAIK BERTANYA, MAU MINUM APA PADA TAMU

06.43.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Ada salah satu adab melayani tamu yang kita kadang belum pahami, padahal penting dan baik.

Salah satu adab yang disebutkan dalam kitab Ihya’ Ulum Ad Diin karya Imam Al Ghazali, “Adab keempat: Janganlah seseorang mengatakan pada tamunya, “Mau tidak saya menyajikan engkau makanan?” Akan tetapi yang tepat, tuan rumah pokoknya menyajikan apa yang ia punya.

الأدب الرابع: أن لا يقول له:هل أقدم لك طعاماً؟ بل ينبغي أن يقدم كان. قال الثوري: إذا زارك أخوك فلا تقل له:أتأكل؟ أو أقدم إليك؟ ولكن قدم فإن أكل وإلا فارفع

Imam Sufyan Ats Tsauri menyebutkan, “Jika saudaramu mengunjungimu, maka jangan bertanya padanya, ‘Apakah engkau mau makan?’ Atau bertanya, ‘Apakah aku boleh sajikan makan untukmu?’ Akan tetapi yang baik, jika ia mau makan apa yang disajikan, syukurlah. Jika tidak mau menikmatinya, tinggal dibereskan sajian tersebut.”
(Ihya’ Ulum Ad Diin, Darul Ma’rifah 2: 12)

Wallahu Waliyyut Taufiq Was Sadaad'..

Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat'..