Selasa, 09 Mei 2017

LARANGAN DUDUK MEMELUK LUTUT SAAT KHUTBAH JUM'AT

00.23.00 Posted by Admin No comments


     Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Tidak sedikit jamaah shalat Jumat yang duduknya dalam keadaan memeluk lutut. Bahkan saking enaknya duduk seperti sampai tertidur. Padahal ada larangan dalam hadits mengenai duduk seperti itu dalam khutbah Jumat.

Hadits yang dimaksud adalah dari Sahl bin Mu’adz dari bapaknya (Mu’adz bin Anas Al Juhaniy), ia berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنِ الْحُبْوَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari duduk dengan memeluk lutut pada saat imam sedang berkhutbah.” (HR. Tirmidzi no.514 dan Abu Daud no.1110. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Imam Nawawi rahimahullah dalam Riyadhus Shalihin membawakan hadits di atas dengan menyatakan dalam judul bab,

كَرَاهَةُ الاِحْتِبَاءِ يَوْمَ الجُمُعَةِ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ لِأَنَّهُ يَجْلِبُ النَّوْم فَيَفُوْت اِسْتِمَاع الخُطْبَة وَيَخَافُ اِنْتِقَاض الوُضُوْء

“Dimakruhkan memeluk lutut pada hari Jumat saat khatib berkhutbah karena dapat menyebabkan tertidur sehingga terluput dari mendengarkan khutbah dan khawatir pula seperti itu dapat membatalkan wudhu.”

Imam Nawawi membawakan perkataan Al Khattabi yang menyatakan sebab dilarang duduk ihtiba’,

نُهِيَ عَنْهَا لِاَنَّهاَ تَجْلِبُ النَّوْم فَتَعْرِض طَهَارَتُه لِلنَّقْضِ وَيَمْنَعُ مِنَ اسْتِمَاعِ الخُطْبَةِ

“Duduk dengan memeluk lutut itu dilarang (saat mendengar khutbah Jumat) karena dapat menyebabkan tidur saat khutbah yang dapat membatalkan wudhu, juga jadi tidak mendengarkan khutbah.” (Al Majmu 4: 592).

Menurut Syech Ibnu Utsaimin rahimahullah, duduk ihtiba’ adalah duduk dengan mendekatkan paha pada perut dan betis didekatkan pada paha tadi, lalu diikat dengan tali, imamah atau cara lainnya. (Syarh Riyadhus Sholihin 6: 449)

Intinya, yang dilakukan adalah duduk yang sifatnya makruh atau terlarang. Kita biasa melihat pada sebagian jama’ah shalat Jumat seperti itu.

Wallahu Waliyyut Taufiq Was Sadaad'..

Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat'..

























APA ITU SHIDDIQ?

00.16.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

SHIDDIQ artinya apa?

Allah menggabungkan antara sifat shiddiq dan nubuwwah (jujur dan seorang nabi) ketika menyanjung Nabi Ibrahim ‘alaihis salam..

إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا

“Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi.”
(QS. Maryam: 41)

Syech As Sa’di menerangkan makna Shiddiq adalah,

كملوا مراتب الإيمان والعمل الصالح، والعلم النافع، واليقين الصادق

“Mereka yang menyempurnakan iman, amalan shalat dan ilmu nafi’ (ilmu yang bermanfaat), juga punya rasa yakin yang tulus dan sempurna.” (Tafsir As Sa’di hlm.890)

Syech As Sa’di menerangkan pula makna Shiddiq adalah orang yang jujur dalam perkataan, perbuatan, keadaan, membenarkan semua perintah Allah, sehingga ilmu yang dimiliki meresap dan berperngaruh ke dalam hati, ilmunya pun memberikan rasa yakin yang besar dan menghasilkan amalan shaleh yang sempurna. (Tafsir As Sa’di hlm.519)

Semoga kita semua bisa meraih sifat Ash Shiddiq..

Wallahu Waliyyut Taufiq Was Sadaad'..

Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat'..