Jumat, 14 April 2017

FAEDAH SURAT AL MULK: HANYA ALLAH PEMBERI REJEKI

01.42.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Begitu indah dan menyejukkan hati jika kita dapat terus merenungkan Kalamullah, Al Qur’an Al Karim. Pada tausiah pagi ini kita akan melanjutkan tafsir Surat Al Mulk ayat 20 dan 21. Kemudian kita juga akan ambil faedah² berharga di dalamnya.

Orang Musyrik Sama Sekali Tidak Memiliki Penolong

Allah Ta’ala berfirman,

أَمْ مَنْ هَذَا الَّذِي هُوَ جُنْدٌ لَكُمْ يَنْصُرُكُمْ مِنْ دُونِ الرَّحْمَنِ إِنِ الْكَافِرُونَ إِلَّا فِي غُرُورٍ

“Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain daripada Allah yang Maha Pemurah? Orang² kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu.”
(QS. Al Mulk: 20)

Allah Ta’ala menceritakan mengenai orang² musyrik yang menyembah selain Allah. Mereka mengharap pada selain Allah pertolongan dan rizki. Lalu Allah membantah keyakinan mereka tersebut, apa² yang mereka harap² tidak mungkin tercapai. Allah Ta’ala katakan (yang artinya), “Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain daripada Allah yang Maha Pemurah?” Maksudnya, orang² musyrik sama sekali tidak memiliki penolong dan pelindung selain Allah. Oleh karena itu selanjutnya Allah katakan (yang artinya), “Orang² kafir benar² telah tertipu.” Demikian penjelasan Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya.

Meminta Tolong yang Termasuk Kesyirikan

Meminta tolong kepada selain Allah dibolehkan selama yang dimintai tolong itu masih hidup, ada di tempat dan mampu untuk memenuhi pertolongan. Sebagaimana hal ini diisyaratkan dalam firman Allah Ta’ala,

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى

“Dan tolong menolonglah dalam kebaikan dan taqwa.” (QS. Al Maidah: 2)

Juga diisyaratkan hal ini dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

يُعِينُ الرَّجُلَ فِى دَابَّتِهِ يُحَامِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ يَرْفَعُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ

“Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang²nya ke atas kendaraannya adalah sedekah.” (HR. Bukhari no.2891 dan Muslim no.1009)

Sedangkan meminta tolong yang bernilai syirik adalah apabila yang dimintai tolong itu sudah mati, tidak di tempat atau tidak mampu mengabulkan permintaan tolong. Hal ini diisyaratkan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dikatakan pada sahabat mulia Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma,

إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ

“Jika engkau ingin meminta, mintalah pada Allah dan jika engkau ingin meminta tolong, mintalah pada Allah. ” (HR. Tirmidzi no.2516)

Dalam perkara yang hanya Allah saja yang bisa memberi pertolongan seperti meminta diturunkannya hujan, maka jika hal ini diminta pada selain Allah, itu termasuk kesyirikan.

Syech Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menjelaskan, “Seandainya makhluk selain Allah itu bersatu untuk memberikan pertolongan pada seorang hamba terhadap musuh mana pun, maka itu tidaklah bermanfaat sama sekali walaupun sebesar semut kecil.”

Yang dikatakan oleh Syech As Sa’di sejalan dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَىْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَىْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ

“Ketahuilah sesungguhnya seandainya ummat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan memberi manfaat apa pun selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu”.
(HR. Tirmidzi no.2516)

Sudah Tau Kebenaran Namun Berpaling

Dalam ayat selanjutnya, Allah Ta’ala berfirman,

أَمْ مَنْ هَذَا الَّذِي يَرْزُقُكُمْ إِنْ أَمْسَكَ رِزْقَهُ بَلْ لَجُّوا فِي عُتُوٍّ وَنُفُورٍ

“Atau siapakah Dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-Nya? Sebenarnya mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri?” (QS. Al Mulk: 21)

Tidak ada seorang pun yang dapat memberi dan menahan, begitu pula tidak ada yang dapat mencipta, memberi rizki dan memberi pertolongan melainkan Allah Ta’ala, tidak ada yang bersekutu dengan-Nya dalam hal ini. Orang² musyrik sudah mengetahui hal ini, namun anehnya mereka masih tetap menyembah atau beribadah kepada selain Allah. Oleh karena itu, Allah Ta’ala katakan selanjutnya,

بَلْ لَجُّوا

“Sebenarnya mereka terus menerus..” yaitu mereka terus menerus dalam melampaui batas, kebohongan dan kesesatan.

فِي عُتُوٍّ وَنُفُورٍ

Maksudnya, mereka terus menerus dalam penentangan dan kesombongan. Mereka pun berpaling dari kebenaran, mereka enggan untuk merespon (taat) dan mengikuti kebenaran tersebut. Demikian penjelasan dari Ibnu Katsir rahimahullah mengenai ayat di atas.

Itulah keadaan orang² musyrik. Mereka sudah tahu kebenaran. Namun mereka begitu sombongnya berpaling darinya. Jika seorang muslim demikian, maka ia sama halnya dengan orang² musyrik.

Hanya Allah Yang Maha Memberi Rizki

Syech Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah menjelaskan mengenai Surat Al Mulk ayat 21 di atas. Beliau berkata,

“Semua rizki berada di tangan Allah. Jika Allah menahan rizki pada seseorang, lantas siapa lagi yang dapat memberi rizki padanya? Makhluk tentu saja tidak dapat memberi rizki untuk dirinya sendiri. Lantas bagaimanakah lagi ia memberi rizki untuk yang lainnya? Pemberi rizki, pemberi nikmat, satu²nya hanyalah Allah. Oleh karena itu, hanya Allah-lah yang pantas diibadahi.”

Maka sungguh aneh jika seseorang sudah meyakini hal ini, namun ia masih saja memohon hajat, larisnya dagangan pada selain Allah, semisal dengan mendatangi para dukun² untuk ngalap berkah, atau mungkin dengan menggantungkan berbagai macam jimat sebagai penglaris dagangan dan bisnisnya.

Orang Musyrik Juga Mengenal Allah

Ayat² yang ane sebutkan menunjukkan bahwa orang² musyrik itu mengenal Allah. Mereka mengakui sifat rububiyah Allah. Mereka meyakini bahwa Allah sebagai pemberi rizki, pencipta dan pengatur alam semesta.

Ibnu Abbas mengatakan, “Di antara keimanan orang² musyrik: Jika dikatakan kepada mereka, ‘Siapa yang menciptakan langit, bumi, dan gunung?’ Mereka akan menjawab, ‘Allah’. Sedangkan mereka dalam keadaan berbuat syirik kepada-Nya.”

Ikrimah mengatakan,”Jika kamu menanyakan kepada orang² musyrik: siapa yang menciptakan langit dan bumi? Mereka akan menjawab: Allah. Demikianlah keimanan mereka kepada Allah, namun mereka menyembah selain-Nya juga.”

Jika demikian, maka iman sebenarnya kepada Allah bukan hanya mengakui Allah sebagai pencipta dan pemberi rizki saja sebagaimana ajaran ini diagung-agungkan oleh para filosof.

Benarlah firman Allah,

وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ

“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan² lain).” (QS. Yusuf: 106)

Namun iman yang benar juga harus dibuktikan dengan beribadah kepada Allah semata. Karena sesembahan yang diibadahi selain Allah adalah sesembahan yang batil, hanya Allah satu²nya yang berhak diibadahi.

Allah Ta’ala berfirman,

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الْبَاطِلُ

“Yang demikian itu dikarenakan Allah adalah (sesembahan) yang Haq (benar), adapun segala sesuatu yang mereka sembah selain-Nya adalah (sesembahan) yang Bathil.”
(QS. Luqman: 30)

Demikian faedah² berharga dari dua ayat surat Al Mulk. Semoga kita semakin gemar untuk merenungkan Kalamullah yang mulia sehingga membuat hati ini semakin sejuk dengannya.

Wallahu Waliyyut Taufiq Was Sadaad'..

Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat'..

FENOMENA KILATAN PETIR DAN GELEDEK DALAM KACAMATA ISLAM

01.31.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Kemarin sore menjelang malam, Jakarta dan sekitarnya di guyur hujan deres di sertai petir.
Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan dan biasanya disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang sering disebut guruh atau geledek. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya. Cahaya merambat lebih cepat (186.000 mil / 299.338 kilometer per detik) bila dibandingkan suara (sekitar 700 mil / 1.126 kilometer per jam, bervariasi tergantung temperatur, kelembapan dan tekanan udara). Sehingga suara gemuruh biasanya terdengar beberapa saat setelah kilatan terlihat.

Petir merupakan gejala alam yang bisa kita analogikan dengan sebuah kapasitor raksasa, di mana lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud), di mana salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.

Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.

Kilatan Petir dan Geledek dalam Kacamata Syari’at Islam

Ada tiga istilah untuk kilatan petir dan geledek yaitu Ar Ro’du, Ash Showa’iq dan Al Barq.

Ar Ro’du adalah istilah untuk suara petir atau geledek. Sedangkan Ash Showa’iq dan Al Barq adalah istilah untuk kilatan petir, yaitu cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya suara petir.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, ”Dalam hadits marfu’ (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) pada riwayat At Tirmidzi dan selainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang Ar Ro’du, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

مَلَكٌ مِنْ الْمَلَائِكَةِ مُوَكَّلٌ بِالسَّحَابِ مَعَهُ مخاريق مِنْ نَارٍ يَسُوقُ بِهَا السَّحَابَ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ

”Ar Ro’du adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.”
(HR. Tirmidzi no.3117, Syech Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Disebutkan dalam Makarimil Akhlaq milik Al Khoro-ithi, Ali pernah ditanya mengenai Ar Ro’du. Beliau menjawab, ”Ar Ro’du adalah malaikat. Beliau ditanya pula mengenai Al Barq. Beliau menjawab, ”Al Barq (kilatan petir) itu adalah pengoyak di tangannya.” Dan dalam riwayat lain dari Ali juga,” Al Barq itu adalah pengoyak dari besi di tangannya.”

Kemudian Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan lagi, ”Ar Ro’du adalah mashdar (kata kerja yang dibendakan) berasal dari kata Ro’ada, Yar’udu, Ro’dan (yang berarti gemuruh). Namanya gerakan pasti menimbulkan suara. Malaikat adalah yang menggerakkan (menggetarkan) awan, lalu memindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya. Dan setiap gerakan di alam ini baik yang di atas (langit) maupun di bawah (bumi) adalah dari  malaikat. Suara manusia dihasilkan dari gerakan bibir, lisan, gigi, lidah, dan dan tenggorokan. Dari situ, manusia bisa bertasbih kepada Rabbnya, bisa mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Oleh karena itu,  Ar Ro’du (suara gemuruh) adalah suara yang membentak awan. Dan Al Barq (kilatan petir) adalah kilauan air atau kilauan cahaya.”

Ketika menafsirkan surat Al Baqarah ayat 19, As Suyuthi mengatakan bahwa Ar Ra’du adalah malaikat yang ditugasi mengatur awan. Ada juga yang berpendapat bahwa Ar Ro’du adalah suara malaikat. Sedangkan Al Barq (kilatan petir) adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat untuk menggiring mendung.

Dari penjelasan di atas, Maka bisa disimpulkan:

Ar Ro’du kadang dimaknakan dengan malaikat yang ditugasi mengatur awan. Ada pula yang berpendapat bahwa Ar Ro’du (geledek) adalah suara malaikat. Sedangkan Al Barq atau Ash Showa’iq adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat yang digunakan untuk menggiring mendung.

Karena apa yang diperbuat oleh malaikat ini termasuk ranah ghoib, maka kewajiban kita hanyalah mengimaninya saja, dan tidak boleh mengingkari.

Do’a Ketika Mendengar Petir

Dari Ikrimah mengatakan bahwasanya Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma tatkala mendengar suara petir, beliau mengucapkan,

سُبْحَانَ الَّذِي سَبَّحَتْ لَهُ

”Subhanalladzi sabbahat lahu..” (Maha suci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya).

Lalu beliau mengatakan, ”Sesungguhnya petir adalah malaikat yang meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya.”

Apabila Abdullah bin Az Zubair mendengar petir, dia menghentikan pembicaraan, kemudian mengucapkan,

سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ

“Subhanalladzi yusabbihur ro’du bi hamdihi wal mala-ikatu min khiifatih..” (Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya).

Kemudian beliau mengatakan,

إِنَّ هَذَا لَوَعِيْدٌ شَدِيْدٌ لِأَهْلِ الأَرْضِ

”Inilah ancaman yang sangat keras untuk penduduk suatu negeri”.

Jadi, do’a yang bisa dibaca ketika mendengar geledek atau suara petir adalah bacaan: “Subhanalladzi yusabbihur ro’du bi hamdihi wal mala-ikatu min khiifatih..” (Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya).

Wallahu Waliyyut Taufiq Was Sadaad'..

Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat'..

SUKSES MUSLIM DENGAN DOA (2): 'KIAT TERKABULNYA DOA'

01.22.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Bagaimanakah kiat agar mudah diijabahi dan apa saja penghalang sehingga do’a sulit diijabahi, Insyaa Allah akan diulas ringkas dalam tausiah siang berikut ini'..

Kiat Agar Do’a Mudah Diijabah

• Ikhlaslah dalam berdo’a.

Syarat ini adalah syarat utama dan yang terpenting. Inilah modal utama sebuah do’a diijabah.

Allah Ta’ala berfirman,

فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang² kafir tidak menyukai(nya).” (QS. Al Mu’min: 14)

Yang dimaksud dengan ikhlas dalam do’a adalah memurnikan do’a dan amalan dari segala kotoran, menujukan seluruh amalan tersebut hanya kepada Allah dan tidak menjadikan sekutu bagi-Nya, tidak riya, tidak sum’ah.

• Ikutilah tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berdo’a dan tidak boleh membuat perkara yang tidak ada dasarnya dari beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah Ta’ala berfirman,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)

Yang dituntunkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam do’a adalah memulai do’a dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengangkat tangan ketika berdo’a, menghadap kiblat, berdo’a dalam keadaan suci atau berwudhu jika itu mudah, bertawassul kepada Allah (dengan nama dan sifat-Nya, dengan kebaikan yang pernah diperbuat, dengan do’a orang sholeh yang hidup dan ada di tempat), mengulangi yang diminta sebanyak tiga kali, dan lain².

• Yakinlah akan diijabahinya do’a dan menghadirkan hati ketika berdo’a.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.”

• Benar²lah mantap dalam mengharap.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمْ فِى الدُّعَاءِ وَلاَ يَقُلِ اللَّهُمَّ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِى فَإِنَّ اللَّهَ لاَ مُسْتَكْرِهَ لَهُ

“Jika salah seorang dari kalian berdoa hendaklah benar² mantap dalam mengharap, dan janganlah mengatakan: ‘Allahumma in syi’ta fa-a’thini (Ya Allah jika Engkau menghendaki maka berikanlah untukku), karena sesungguhnya Allah ‘azza wajalla tidak dalam tekanan.”

• Pilihlah waktu terbaik agar mudah terijabahinya do’a.

Di antara waktu terbaik untuk berdo’a agar mudah diijabahi adalah antara adzan dan iqomah, saat sujud, di sepertiga malam terakhir, di akhir shalat, dan di saat hujan turun.

Penghalang Terijabahnya Do’a

• Makan, minum dan berpakaian dari yang haram, boleh jadi secara zatnya haram atau cara memperolehnya yang haram.

Dalam hadits Abu Hurairah disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ ( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّى بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ) وَقَالَ (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) ». ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِىَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyib (baik). Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang² mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik² (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang² yang beriman! Makanlah rezeki yang baik² yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan kepadamu." Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang seroang laki² yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan do’anya?“

• Terlalu tergesa-gesa, bahkan meninggalkan do’a.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِى

“Do’a kalian akan diijabahi selagi tidak terburu-buru, dengan mengatakan: ‘Aku telah berdo’a, namun tidak kunjung diijabahi.”

• Melakukan maksiat dan meninggalkan kewajiban.

Dari Hudzaifah bin Al Yaman, ia berkata bahwa dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda,

وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلاَ يُسْتَجَابُ لَكُمْ

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya, hendaknya kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar atau jika tidak niscaya Allah akan mengirimkan siksa-Nya dari sisi-Nya kepada kalian, kemudian kalian memohon kepada-Nya namun do’a kalian tidak lagi dikabulkan.”

• Ada hikmah, Allah memberi ganti yang lebih baik.

Ingatlah bahwa terijabahinya do’a bisa jadi dengan tiga kemungkinan. Yaitu do’a tersebut terkabul dengan segera sesuai dengan yang diminta. Boleh jadi pula Allah menggantinya dengan dihindarkan dari kejelekan yang semisal. Boleh jadi juga Allah menyimpan do’a tersebut sebagai pahala di akhirat kelak. Itulah yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan dalam hadits, “Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1]. Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2]. Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3]. Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.”

Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a² kalian.”

Syech Ibnu Baz rahimahullah pernah berkata, “Sebagian orang mengira bahwa do’anya tidak diijabahi. Padahal boleh jadi, do’a tersebut sudah diijabahi lebih dari yang diminta. Atau boleh jadi ia dipalingkan dari musibah atau penyakit, yang ini lebih dari yang ia minta. Boleh jadi pula, do’a tersebut ditunda hingga hari kiamat.”

Mungkin karena adanya penghalang² di atas, sehingga permintaan seseorang sulit terkabul. Intinya, introspeksilah diri. Beberapa kiat agar diijabahinya do’a, berusaha untuk dipenuhi. Lalu penghalang² terkabulnya do’a dijauhi. Terus berusaha menjadi baik waktu demi waktu sehingga permintaan kita demi kebaikan dunia dan akhirat terkabul. Moga Allah beri kemudahan dalam bisnis, usaha dan kerja keras serta dikeluarkan dari segala kesulitan. Jangan bosan² untuk selalu memohon pada Allah siang dan malam.

Wallahu Waliyyut Taufiq Was Sadaad'..

Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat'..