Jumat, 23 Desember 2016

UNDIAN DAN JUDI SERTA HUKUM KEDUANYA

08.16.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Melanjutkan pertanyaan dari Akhi Santoso di Babelan Bekasi, yang menanyakan mengenai perbedaan undian dan judi, Berikut penjelasannya..

Akhi Ukhti, Undian dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah qur’ah /  قُرْعَةٌ  Pada dasarnya undian adalah melakukan pilihan dengan melakukan sebuah perbuatan yang kemudian menentukan pilihan tersebut.

Dalil Disyariatkannya Qur’ah

1. Surat Ali Imran ayat 44

وَمَا كُنتَ لَدَيۡهِمۡ إِذۡ يُلۡقُونَ أَقۡلَٰمَهُمۡ أَيُّهُمۡ يَكۡفُلُ مَرۡيَمَ

“…padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak² panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam…” (Q.S. Ali Imran: 44).

2. Surat Al-Shaffat ayat 139-141

وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ إِذۡ أَبَقَ إِلَى ٱلۡفُلۡكِ ٱلۡمَشۡحُونِ فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ ٱلۡمُدۡحَضِينَ

“Sesungguhnya Yunus benar² salah seorang rasul. (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan. kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang² yang kalah dalam undian” (Q.S. Al-Shaffat: 139-141)

3. Hadits dari Aisyah Ra.

كَانَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ سَفَرًا أَقْرَعَ بَيْنَ نِسَائِهِ، فَأَيَّتُهُنَّ خَرَجَ سَهْمُهَا خَرَجَ بِهَا مَعَهُ

Rasulullah SAW jika akan melakukan perjalanan mengundi istrinya. Siapa yang keluar undiannya, maka dialah yang keluar menemani Nabi SAW (dalam perjalanannya). (HR.Bukhari)

Undian biasanya berbentuk dua hal:

Pertama, ditulis nama² yang berhak di sebuah kertas, lalu siapa yang namanya terpilih maka dialah yang berhak.

Kedua, ditulis di salah satu kertas yang menyatakan orang yang berhak. Siapa yang mendapatkan kertas tersebut maka dialah yang berhak.

Undian biasanya dilakukan untuk menentukan siapa yang berhak untuk mendapatkan sesuatu. Pada dasarnya seluruh orang yang akan diundi tersebut memenuhi kriteria untuk mendapatkan sesuatu. Tetapi yang dibutuhkan hanya satu atau beberapa orang. Maka diadakanlah undian untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkannya.

Undian pada dasarnya tidak sama dengan judi karena dalam undian tidak ada yang dirugikan. Sederhananya dalam undian hanya pemilihan tanpa adanya pihak yang dirugikan karena orang yang memiliki kriteria untuk diundi sama sekali tidak dibebankan untuk membayar sesuatu yang kemudian akan dijadikan hal yang diundi.

Contoh sederhana dari undian saat ini adalah ada kegiatan maraton/lari pagi dimana peserta tidak dipungut bayaran. Setiap peserta mendapatkan sebuah kupon doorprize yang hadiahnya didapatkan dari sponsor lain. Pada akhir perlombaan maraton tersebut, diadakan undian kupon dimana yang namanya keluar berhak mendapatkan hadiah.

Hakikat Judi

Judi pada dasarnya adalah transaksi dua orang atau lebih yang masing² pihak ikut berkontribusi (menyetorkan) uang atau barang berharga lalu dikumpulkan sebagai hadiah. Lalu pihak² tersebut mengadakan permainan tertentu seperti permainan kartu, adu ketangkasan atau perlombaan lainnya. Orang yang menang berhak untuk mendapatkan hadiah yang diambil dari kontribusi uang yang dikumpulkan tadi. Sedangkan yang kalah tidak mendapatkan apa² selain rugi akibat telah ikut berkontribusi. Sederhananya dalam judi ada yang untung dan ada yang rugi (Al Mahalli vol.4 Hal.319)

Judi diharamkan dalam Islam. Allah SWT berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَٰمُ رِجۡسٞ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ

“Hai orang² yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan² itu agar kamu beruntung” (QS. Al Maidah: 90).

Berjudi adalah salah satu hal yang sangat digemari oleh orang Arab Jahiliyah dulunya, sama seperti minuman keras. Akibatnya adalah seringkali judi mengakibatkan pertengkaran, permusuhan bahkan perang antar suku dan kabilah.

Dengan judi, Syetan pun menggoda manusia untuk bermusuhan dan bertengkar. Selain itu juga menjauhkan manusia dari mengingat Allah SWT dan dari shalat.

Allah SWT berfirman:

إِنَّمَا يُرِيدُ ٱلشَّيۡطَٰنُ أَن يُوقِعَ بَيۡنَكُمُ ٱلۡعَدَٰوَةَ وَٱلۡبَغۡضَآءَ فِي ٱلۡخَمۡرِ وَٱلۡمَيۡسِرِ وَيَصُدَّكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَعَنِ ٱلصَّلَوٰةِۖ فَهَلۡ أَنتُم مُّنتَهُونَ

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu) (QS. Al Maidah: 91).

Judi setidaknya memiliki dua unsur pokok, yaitu:

1. Setiap peserta ikut berkontribusi/menyetorkan sejumlah uang atau yang bernilai uang, yang kemudian dijadikan/diambil sebagai hadiah

2. Adanya perlombaan atau permainan untuk menentukan pemenang dimana hadiahnya diambil dari uang kontribusi, sedangkan yang kalah tidak mendapatkan apa² sebagai ganti dari uang yang telah ia setorkan.

Contoh judi pada zaman jahiliyah dulu, orang Arab suka berpatungan untuk membeli seekor hewan seperti sapi. Misalnya ada enam orang menyetorkan jumlah yang sama. Setelah sapi dibeli, dibuat satu kupon yang bertuliskan setengah, dan dua buah kupon bertuliskan seperempat serta tiga buah kupon kosong. Setelah dilakukan undian, maka yang mendapatkan kupon setengah berhak mendapatkan setengah bagian sapi, begitu pula yang mendapatkan kupon seperempat berhak mendapatkan seperempat bagian sapi. Sedangkan yang dapat kupon kosong maka tidak mendapatkan apa² alias rugi.

Judi yang Samar-Samar

Hari ini banyak hal yang sebenarnya judi namun disamarkan dalam berbagai bentuk sehingga terkesan bukan judi. Di televisi sering kita lihat ada bentuk dukungan sms berhadiah. Satu sms dihargai 2.000 rupiah. Bayangkan jika ada satu juta orang yang mengirimkan sms, berarti panitia mendapatkan keuntungan senilai 2 milyar rupiah. Lalu nanti diundi dua orang yang “beruntung” mendapatkan masing² 1 juta rupiah yang diambil dari keuntungan sms tersebut. Hal ini pada hakikatnya adalah judi karena uang hadiah diambil dari kontribusi peserta lainnya.

Banyak juga bentuk perlombaan lainnya yang bentuknya seperti ini. Ada misalnya lomba dalam rangka tujuh belas agustusan. Masing² peserta dikenakan “infak” sejumlah sepuluh ribu misalnya. Pemenang lalu diberi hadiah yang diambil dari uang hasil infak tersebut. Ini juga judi meskipun bentuknya samar-samar.

Beberapa kepanitian juga sering mengadakan kegiatan perlombaan, dimana setiap peserta diminta uang kontribusinya. Hal tersebut menjadi judi jika hadiah yang diberikan kepada pemenang diambil dari uang kontribusi yang dikumpulkan tersebut.

Di pasar malam sering ada lomba ketangkasan seperti memanah bebek yang berjalan atau memasukkan gelang ke dalam botol. Setiap peserta membayar sejumlah uang yang ditukarkan dengan beberapa kali kesempatan. Jika peserta berhasil memanah bebek atau memasukkan gelang ke botol tersebut, maka ia berhak atas sejumlah hadiah. Ini juga termasuk judi. Hal yang sama dengan permainan menangkap boneka dengan alat seperti yang banyak ditemukan di tempat² permainan. Semuanya merupakan judi yang mengandung dua unsur pokok di atas.

Lalu Bagaimana Dengan Kupon Hadiah Belanja?

Saat ini di super market besar sering memberikan kupon hadiah belanja jika pembeli telah melakukan pembelian dengan total belanja Rp. 50.000,- misalnya. Setiap kelipatan belanja Rp. 50.000,- maka pembeli diberikan satu kupon undian. Pada akhir bulan, kupon tersebut diundi dan yang nomornya keluar berhak mendapatkan hadiah tertentu.

Untuk hal seperti ini, kita harus melihatnya dengan jelas. Jika kupon tersebut murni diberikan sebagai hadiah atas pembelian, dalam arti kupon tersebut tidak diambil dari uang pembelian, misalnya harga barang yang ia beli memang Rp. 50.000,- sesuai dengan harga pasar, lalu dilakukan undian dan ada pemenangnya, maka ini bukan judi. Karena pada hakikatnya hadiah tersebut merupakan hadiah yang diambil dari keuntungan yang didapatkan super market tersebut.

Hal ini berbeda jika kupon tersebut diambil dari sebagian harga pembelian. Misalnya jika harga barang tersebut pada dasarnya hanya Rp. 45.000,- sesuai harga pasar. Namun karena ada undian maka dijual dengan harga Rp. 50.000 dimana yang Rp. 5.000,- adalah ganti dari kupon yang diberikan. Lalu uang yang dihasilkan dari Rp. 5.000,- tersebut dijadikan hadiah yang kemudian diundi. Maka hal ini jelas adalah judi.

Antara Azlam dan Qur’ah

Dalam Al Qur’an, ada istilah lain yang sering disalah artikan dengan undian secara umum yaitu istilah Al Azlam. Al Azlam sebenarnya beda dengan qur’ah. Al Azlam adalah undian dengan anak panah yang diyakini sebagai petunjuk mistik untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Hukum Al Azlam adalah haram (QS. Al Maidah: 3 dan 90).

Dahulu orang Arab Jahiliyah jika ingin melakukan sesuatu maka mereka membuat tiga hal pada anak panah. Anak panah pertama bertuliskan “Aku diperintah Tuhan”, anak panah yang kedua bertuliskan“Aku dilarang Tuhan” dan yang ketiga dibiarkan kosong. Anak panah tersebut lalu diletakkan dalam Ka’bah. Kemudian mereka meminta kepada penjaga Ka’bah untuk mengambil salah satu anak panah tersebut. Mereka menganggap bahwa anak panah yang keluar adalah petunjuk Tuhan kepada mereka untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukannya. Sedangkan jika yang terambil adalah yang kosong, maka mereka akan ambil satu lagi sampai ada ketetapan dilakukan atau tidak.

Hikmah diharamkannya azlam adalah agar manusia tidak menganggap sesuatu adalah nasib baik atau nasib buruk hanya melalui undian anak panah. Sesungguhnya yang harus dilakukan adalah berusaha dan berdoa kepada Allah SWT, bukan menyerahkan nasib kepada anak panah. Haram mempercayai bahwa pilihan dari anak panah atau semisalnya sebagai penentu nasib baik atau buruk.

Wallahu Waliyyut Taufiq'..

Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat'..

DZIKIR DAN DOA SETELAH SHALAT FARDHU

08.09.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Seorang muslim yang baik, tentunya tak akan meninggalkan bacaan dzikir atau doa² setelah sholat wajib lengkap
yang dianjurkan dibaca setelah melaksanakan shalat wajib. Tidak bagus rasanya kalau setelah melaksanakan salam dari shalat, langsung berdiri dan langsung meninggalkan tempat shalat tanpa basa-basi dulu. Mungkin kalau diumpamakan pada tamu yang meninggalkan tempat yang disinggahinya tanpa izin lebih dahulu, tak ada perkataan lain yang lebih tepat untuk menjuluki orang seperti kecuali julukan tamu kurang beradab. Apalagi ini yang telah kita hadapi adalah Allah SWT, maka alangkah baiknya jika ritual setelah shalat wajib tadi dilanjutkan dengan dzikir dan berdoa, sebagai tanda dari kelemahan diri kita dan tanda merasa butuh kita kepada Allah Ta'alaa.

Memang, bacaan dzikir setelah shalat wajib ini, bukan merupakan sebuah keharusan atau wajib hukumnya secara syar’i. Cuma mungkin kalau dilihat dari segi hubungan kehambaan kita dengan Khaliqnya, maka dzikir dan berdoa ini merupakan sebuah sarana dalam berhubungan dengan-Nya, baik dikala kita sedih atau butuh sesuatu sebagai tanda kekurangan kita, atau dikala kita bahagia sebagai tanda syukur kepada-Nya. 

Adapun untuk membaca bacaan dzikir setelah shalat wajib, kita bebas membaca apa saja sesuai dengan kemampuan dan apa yang kita hafal. Mau baca istighfar, tasbih, tahlil, hamdallah, shalawat, ayat² Al Quran dan lain sebagainya. Namun agar bacaan sholat kita lebih terarah, berikut ini ane akan jelaskan beberapa bacaan dzikir setelah shalat wajib yang diambil dari hadits Nabi yang shahih, yang sekaligus memenuhi permintaan dari Akhi Beny Thamrin di Dopok yang dari kemarin meminta untuk di share "Dzikir dan Doa Setelah Shalat Fardhu"..

Setelah salam dari shalat, kita langsung membaca:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

ASTAGHFIRULLOHAL 'ADZHIIMA AL-LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL KHAYYUL QOYYUUMU WA ATUUBU ILAIH.. (Dibaca 3x)

  لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

LA ILAHA ILLALLOHU WA'HDAHULA SYARIIKALAH, LAHULMULKU WALAHUL'HAMDU YU'HYII WAYUMIITU WAHUWA 'ALA KULLI SYAI'IN QODIIR.. (Dibaca 3x)

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمُ وَأَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ

ALLOHUMMA AN TASSALAMU WA MIN KASSALAMU WA ILAIKA YA'UWDUSSALAM, FAKHAYYINA ROBBANA BISSALAMU WA ADKHILNAL JANNATA DA ROSSALAMI TABAROKTA ROBBANA WA TA'ALAITA YA DZAL JALALI WAL IKROM..

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

A'UUDZU BILLAHI MINASY-SYAITHO NIRROJIIM..

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

BISMILLAHIRRO'HMANIRRO'HIIM..

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اهْدِنَا الصِّرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَآلِّيْنَ. آمِيْنَ

AL'HAMDULILLAHIROBBIL'AALAMIIN - ARRO'HMANIRRO'HIM - MALIKI YAWMIDDIIN - IYYAKA NA'BUDU WA IYYAKA NASTA'IIN - IHDINASH-SHIRO THOLMUSTAQIIM - SHIRO THOLLADZIINA AN'AMTA 'ALAIHIM GHOIRILMAGH-DHUUBI 'ALAIHIM WALA DHO LLIIN AAMIIN..

وَإِلهُكُمْ إِلهٌ وَاحِدٌ لآ إِلهَ إِلَّا هُوَالرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ. اَللهُ لآاِلهَ اِلاَّ هُوَاْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ ج لاَتَأْخُذُه سِنَةٌ وَلاَنَوْمٌ ط لَهُ مَافِى السَّموَاتِ وَمَافِى اْلاَرْضِ قلى مَنْ ذَالَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَه اِلاَّبِاِذْنِه ط يَعْلَمُ مَابَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ ج وَلاَيُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِنْ عِلْمِه اِلاَّبِمَاشَآءَ ج وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّموَاتِ وَاْلاَرْضَ ج وَلاَيَؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَالْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

WA ILAAHUKUM ILAAHUW WAA HIDU LAA ILAAHA ILLAA HUWAR ROHMAANUR ROHIIMU. ALLAAHU LAA ILAAHA ILLAA  HUWAL HAYYUL QOYYUUM. LAA TA’KHUDZUHUU SINATUW WA LAA NAUUM. LAHUU MAA FISSAMAAWAATI WA MAA FIL ARDHI. MAN DZAL LADZII YASFA’U ‘INDAHUU ILLAA BI IDZNIHI. YA’LAMU MAA BAINA AIDIIHIM WA MAA KHALFAHUM. WA LAA YUHITHUUNA BI SYAI-IN MIN ‘ILMIHII ILLAA BI MAASYAA-A. WASI’A KURSIYYUHUSSAMAAWAATI WAL ARDHA. WA LAA YA-UDHUU HIFZHUHUMAA WAHUWAL ‘ALIYYUL AZHIIM

إِلَهَنَا رَبَّنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا سُبْحَانَ اللهِ  
سُبْحَانَ اللهِ

ILAHANA ROBBANA AN TAMAULA NA SUB'HANALLOH..

SUB'HANALLOH (Dibaca 33x)

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ دَائِمًا أَبَدًا اَلْحَمْدُ ِللهِ 
 اَلْحَمْدُ ِللهِ

SUB'HANALLOHI WABI'HAMDIHI DA 'IMAN ABADAN AL'HAMDULILLAH..

AL'HAMDULILLAH (Dibaca 33x)

اْلحَمْدُ ِللهِ عَلىَ كُلِّ حَالٍ وَفِي كُلِّ حَالٍ وَبِنِعْمَةِ يَا كَرِيْمُ 
اللهُ أَكْبَرُ

AL'HAMDULILLAHI 'ALA KULLI'HA INN WAFIIKULLI'HALIN WABINI'MATI YAA KARIIM..

ALLOHU AKBAR.. (Dibaca 33x)

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ

ALLOHU AKBAR KABIRON WAL'HAMDULILLAHI KATSIIRON WASUB'HA NALLOHI BUKROTAN WA ASHIILAN, LA ILAHA ILLALLOHU WA'HDAHULA SYARIIKALAH , LAHULMULKU WALAHUL'HAMDU YU'HYII WAYUMIITU WAHUWA 'ALA KULLI SYAI IN QODIIR. WALA 'HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL 'ALIYYIL'ADZHIIM..

أَسْتَغْفِرُ اللهَ اْلعَظِيْمَ (ثلاث مرات)، إِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ

ASTAGHFIRULLOHAL ADZHIIM (Dibaca 3x), INNALLOHA GHOFUURURO'HIIM..

أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ

AFDHOLUDZ-DZIKRI FA 'LAM ANNAHU..

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ

LA ILAHA ILLALLOH.. (Dibaca 33x)

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَلِمَةُ حَقٍّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَبِهَا نُبْعَثُ إِنْ شَآءَ اللهُ مِنَ اْلآمِنِيْنَ

LA ILAHA ILLALLOHU MU'HAMMAD DUROSUULULLOHI SOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM, KALIMATU'HAQQIN 'ALAIHA NA'HYA WA 'ALAIHA NAMUUTU WA BIHANUB'A-TSU IN YA 'ALLOHU MINAL AMINIIN'..

Kemudian dilanjutkan dengan bacaan doa setelah sholat. Berikut doa² yang bisa di baca setelah selesai Shalat Wajib'..

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرِّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِىْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمَ سُلْطَانِكَ

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM. ALHAMDU LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN. HAMDAY YU-WAAFII NI’AMAHUU WA YUKAAFI’U MAZIIDAH. YAA RABBANAA LAKALHAMDU WA LAKASY SYUKRU KA-MAA YAMBAGHIILIJALAALIWAJHIKA WA ‘AZHIIMISUL-THAANIK..

Artinya :
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat²Nya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu lah segala puji, dan bagi-Mu lah segalah syukur, sebagaimana layak bagi keluhuran zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu."

اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. صَلاَةً تُنْجِيْنَابِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلاَهْوَالِ وَاْلآفَاتِ. وَتَقْضِىْ لَنَابِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ.وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ. وَتَرْفَعُنَابِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ. وَتُبَلِّغُنَا بِهَا اَقْصَى الْغَيَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ اِنَّهُ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَاقَاضِىَ الْحَاجَاتِ.

ALLAAHUMMA SHALLIWASALLIM ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIW WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. SHALA ATAN TUN AJIHNAA BÍHAA MINJAMII’IL AHWAALI WAL AAFAAT. WA TAQDHII LANAA BIHAA JAMII’AL HAAJAAT. WA TUTHAHHIRUNAA BIHAA MIN JAMII’IS SAYYI’AAT. W ATARFA ‘ UN A A BIHAA ‘INDAKA ‘ A’LADDARAJAAT. WA TUBALLIGHUNAA BIHAA AQSHAL GHAAYAATI MIN JAMII’IL KHAIRAATIFIL HAYAATIWA BA’DAL MAMAAT. INNAHU SAMII’UN QARIIBUM MUJIIBUD DA’AWAAT WAYAA QAADHIYAL HAAJAAT..

Artinya :
"Wahai Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad dan keluarganya, yaitu rahmat yang dapat menyelamatkan kami dari segala ketakutan dan penyakit, yang dapat memenuhi segala kebutuhan kami, yang dapat mensucikan diri kami dari segala keburukan, yang dapat mengangkat derajat kami ke derajat tertinggi di sisi-Mu, dan dapat menyampaikan kami kepada tujuan maksimal dari segala kebaikan, baik semasa hidup maupun sesudah mati. Sesunggunya Dia (Allah) Maha Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha Memperkenankan segala doa dan permohonan. Wahai Dzat yang Maha Memenuhi segala kebutuhan Hamba-Nya."

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَصِحَّةً فِى الْبَدَنِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ.

ALLAAHUMMA INNAA NAS’ALUKA SALAAMATAN FTDDIINI WADDUN-YAA WAL AAKHIRAH. WA ‘AAFIYA-TAN FIL JASADI WA SHIHHATAN FIL BADANI WA ZIYAADATAN FIL ‘ILMI WA BARAKATAN FIRRIZQI WA TAUB ATAN QABLAL MAUT WA RAHM ATAN ‘INDALMAUT WA MAGHFIRATAN BA’D AL MAUT. ALLAAHUMMA HAWWIN ‘ALAINAA FII SAKARAATIL MAUT WAN NAJAATA MINAN NAARI WAL ‘AFWA ‘INDAL HISAAB..

Artinya :
"Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepadaMu, kesejahteraan dalam agama, dunia dan akhirat, keafiatan jasad, kesehatan badan, tambahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datang maut, rahmat pada saat datang maut, dan ampunan setelah datang maut. Wahai Allah! Permudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, (Berilah kami) keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat dilaksanakan hisab."

اَللهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْرِ وَالْكَسَرِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ

ALLAAHUMMA INNAA NA’UUDZU BIKA MIN AL’ AJZI WAL KASALI WAL BUKHLI WAL HARAMI WA ‘ADZAABIL QABRI..

Artinya :
"Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari sifat lemah, malas, kikir, pikun dan dari azab kubur."

اَللهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَيَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَيَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَتَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَيُسْتَجَابُ لَهَا.

ALLAAHUMMAINNAA NA’UUDZU BIKA MIN ‘ILMIN LAA YANFA’ W AMIN QALBIN LAA YAKHSYA’ W AMIN NAFSIN LAA TASYBA’ WAMIN DA’WATIN LAA YUSTAJAABU LAHAA..

Artinya :
"Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak kenal puas, dan dari doa yang tak terkabul."

رَبَّنَااغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلَوَالِدِيْنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا وَلِمَنْ اَحَبَّ وَاَحْسَنَ اِلَيْنَا وَلِكَافَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَجْمَعِيْنَ

RABBANAGH FIRLANAA DZUNUUBANAA WA LIWAA-LIDIINAA WALIMASYAAYIKHINAA WA LIMU’ALLI-MIENAA WA LIMAN LAHUU H AQQUN’ ALAIN AA WA LIM AN AHABBA WA AHSANA ILAINAA WA LIKAAFFATIL MUS LIMUN A AJMA’IIN..

Artinya :
"Wahai Tuhan Kami, ampunilah dosa² kami, dosa² orang tua kami, para sesepuh kami, para guru kami, orang² yang mempunyai hak atas kami, orang² yang cinta dan berbuat baik kepada kami, dan seluruh umat islam."

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

RABBANAA TAQABBAL MINNAA INNAKA ANTAS SAMII’UL ‘ALIIM, WA TUB ‘ALAINAA INNAKA ANTAT TA WWA ABUR RAHIIM..

Artinya :
"Wahai Tuhan kami, perkenankanlah (permohonan) dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang."

رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

RABBANAA AATINAA FIDDUNNYAA HASANAH, WA FIL AAKHIRATI HASANAH, WAQINAA ‘ADZAA BAN NAAR..

Artinya :
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka."

وَصَلَّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

WASHALLALLAAHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMA-DIN WA’ALAA AALIHIWA SHAHBIHIIWA SALLAM, WAL HAMDU LILLAAHIRABBIL ‘AALAMIIN..

Artinya :
"Semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam."

Aamiin..

Itulah Bacaan Dzikir dan Doa Sesudah Sholat Fardhu Lengkap. Kita dapat menambahkan lagi doa² lainnya..

Wallahu Waliyyut Taufiq'..

Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat'..