Sabtu, 10 September 2016

AGAR TIDAK DI GANGGU SETAN (Bag.2)

03.18.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum, Siang Akhi Ukhti'..
Melanjutkan bahasan tadi pagi soal  Agar Tidak Di Ganggu Setan, Kiat berikutnya agar tidak diganggu setan adalah rajin berdzikir dan menyelisihi perbuatan setan.

4. Memperbanyak dzikir

Yang patut direnungkan adalah ayat berikut,

Ł‚ُŁ„ْ Ų£َŲ¹ُŁˆŲ°ُ ŲØِŲ±َŲØِّ Ų§Ł„Ł†َّŲ§Ų³ِ (1) Ł…َŁ„ِŁƒِ Ų§Ł„Ł†َّŲ§Ų³ِ (2) Ų„ِŁ„َŁ‡ِ Ų§Ł„Ł†َّŲ§Ų³ِ (3) Ł…ِŁ†ْ Ų“َŲ±ِّ Ų§Ł„ْŁˆَŲ³ْŁˆَŲ§Ų³ِ Ų§Ł„ْŲ®َŁ†َّŲ§Ų³ِ (4) Ų§Ł„َّŲ°ِŁŠ ŁŠُŁˆَŲ³ْŁˆِŲ³ُ ŁِŁŠ ŲµُŲÆُŁˆŲ±ِ Ų§Ł„Ł†َّŲ§Ų³ِ (5)

“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.” (QS. An-Naas: 1-5)

Dalam Al Kalim Ath-Thayyib, Ibnu Taimiyah menyebutkan bahwa kita diperintahkan oleh Allah untuk berdzikir. Fungsi dzikir adalah seperti seseorang yang mengusir musuhnya dengan cepat. Sampai² jika musuh itu datang pada benteng, maka akan terlindungi.

Demikianlah fungsi dzikir bagi diri. Diri seseorang akan semakin terlindungi hanyalah dengan dzikir pada Allah.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Jika keutamaan dzikir hanyalah ini, tentu seorang hamba akan terus membasahi lisannya dengan dzikir pada Allah Ta’ala dan terus teguh dengan dzikir tersebut. Karena yang dapat melindunginya dari musuh (yaitu setan) hanyalah dengan dzikir. Musuhnya pun baru bisa menyerang ketika ia lalai dari dzikir. Musuh tersebut baru akan menangkap dan memburunya ketika ia lalai dari dzikir. Namun jika dirinya disibukkan dengan dzikir pada Allah, musuh tersebut akan bersembunyi, menjadi kerdil dan hina. Sampai-sampai ia seperti burung pipit atau seperti lalat (binatang kecil yang tak lagi menakutkan).
Karenanya setan memiliki sifat waswasil khannas. Maksudnya, menggoda hati manusia ketika manusia itu lalai. Namun ketika manusia mengingat Allah, setan mengerut (mengecil).” (Al Wabil Ash Shayyib hlm.83)

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,

Ų§Ł„Ų“َّŁŠْŲ·َŲ§Ł†ُ Ų¬َŲ§Ų«َŁ…َ Ų¹َŁ„َŁ‰ Ł‚َŁ„ْŲØِ Ų§ِŲØْŁ†ِ Ų¢ŲÆَŁ…َ ŁَŲ„ِŲ°َŲ§ Ų³َŁ‡َŲ§ ŁˆَŲŗَŁَŁ„َ ŁˆَŲ³ْŁˆَŲ³َ ŁَŲ„ِŲ°َŲ§ Ų°َŁƒَŲ±َ Ų§Ł„Ł„Ł‡َ ŲŖَŲ¹َŲ§Ł„َŁ‰ Ų®َŁ†َّŲ³َ

“Setan itu mendekam pada hati manusia. Jika ia luput dan lalai, setan menggodanya. Jika manusia mengingat Allah, setan akan bersembunyi.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 13: 469-470, Adh-Dhiya’ dalam Al Mukhtar 10: 367 dengan sanad yang shahih)

Di antara bukti lainnya adalah dengan dibacakannya ayat kursi setan bisa menjauh.

ŲÆَŲ¹ْŁ†ِŁ‰ Ų£ُŲ¹َŁ„ِّŁ…ْŁƒَ ŁƒَŁ„ِŁ…َŲ§ŲŖٍ ŁŠَŁ†ْŁَŲ¹ُŁƒَ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ُ ŲØِŁ‡َŲ§ . Ł‚ُŁ„ْŲŖُ Ł…َŲ§ Ł‡ُŁˆَ Ł‚َŲ§Ł„َ Ų„ِŲ°َŲ§ Ų£َŁˆَŁŠْŲŖَ Ų„ِŁ„َŁ‰ ŁِŲ±َŲ§Ų“ِŁƒَ ŁَŲ§Ł‚ْŲ±َŲ£ْ Ų¢ŁŠَŲ©َ Ų§Ł„ْŁƒُŲ±ْŲ³ِŁ‰ِّ ( Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ُ Ł„Ų§َ Ų„ِŁ„َŁ‡َ Ų„ِŁ„Ų§َّ Ł‡ُŁˆَ Ų§Ł„ْŲ­َŁ‰ُّ Ų§Ł„ْŁ‚َŁŠُّŁˆŁ…ُ ) Ų­َŲŖَّŁ‰ ŲŖَŲ®ْŲŖِŁ…َ Ų§Ł„Ų¢ŁŠَŲ©َ ، ŁَŲ„ِŁ†َّŁƒَ Ł„َŁ†ْ ŁŠَŲ²َŲ§Ł„َ Ų¹َŁ„َŁŠْŁƒَ Ł…ِŁ†َ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ِ Ų­َŲ§ŁِŲøٌ ŁˆَŁ„Ų§َ ŁŠَŁ‚ْŲ±َŲØَŁ†َّŁƒَ Ų“َŁŠْŲ·َŲ§Ł†ٌ Ų­َŲŖَّŁ‰ ŲŖُŲµْŲØِŲ­َ . ŁَŲ®َŁ„َّŁŠْŲŖُ Ų³َŲØِŁŠŁ„َŁ‡ُ ŁَŲ£َŲµْŲØَŲ­ْŲŖُ ، ŁَŁ‚َŲ§Ł„َ Ł„ِŁ‰ Ų±َŲ³ُŁˆŁ„ُ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ِ – ŲµŁ„Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… – « Ł…َŲ§ ŁَŲ¹َŁ„َ Ų£َŲ³ِŁŠŲ±ُŁƒَ Ų§Ł„ْŲØَŲ§Ų±ِŲ­َŲ©َ » . Ł‚ُŁ„ْŲŖُ ŁŠَŲ§ Ų±َŲ³ُŁˆŁ„َ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ِ Ų²َŲ¹َŁ…َ Ų£َŁ†َّŁ‡ُ ŁŠُŲ¹َŁ„ِّŁ…ُŁ†ِŁ‰ ŁƒَŁ„ِŁ…َŲ§ŲŖٍ ، ŁŠَŁ†ْŁَŲ¹ُŁ†ِŁ‰ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ُ ŲØِŁ‡َŲ§ ، ŁَŲ®َŁ„َّŁŠْŲŖُ Ų³َŲØِŁŠŁ„َŁ‡ُ . Ł‚َŲ§Ł„َ « Ł…َŲ§ Ł‡ِŁ‰َ » . Ł‚ُŁ„ْŲŖُ Ł‚َŲ§Ł„َ Ł„ِŁ‰ Ų„ِŲ°َŲ§ Ų£َŁˆَŁŠْŲŖَ Ų„ِŁ„َŁ‰ ŁِŲ±َŲ§Ų“ِŁƒَ ŁَŲ§Ł‚ْŲ±َŲ£ْ Ų¢ŁŠَŲ©َ Ų§Ł„ْŁƒُŲ±ْŲ³ِŁ‰ِّ Ł…ِŁ†ْ Ų£َŁˆَّŁ„ِŁ‡َŲ§ Ų­َŲŖَّŁ‰ ŲŖَŲ®ْŲŖِŁ…َ ( Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ُ Ł„Ų§َ Ų„ِŁ„َŁ‡َ Ų„ِŁ„Ų§َّ Ł‡ُŁˆَ Ų§Ł„ْŲ­َŁ‰ُّ Ų§Ł„ْŁ‚َŁŠُّŁˆŁ…ُ ) ŁˆَŁ‚َŲ§Ł„َ Ł„ِŁ‰ Ł„َŁ†ْ ŁŠَŲ²َŲ§Ł„َ Ų¹َŁ„َŁŠْŁƒَ Ł…ِŁ†َ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡ِ Ų­َŲ§ŁِŲøٌ ŁˆَŁ„Ų§َ ŁŠَŁ‚ْŲ±َŲØَŁƒَ Ų“َŁŠْŲ·َŲ§Ł†ٌ Ų­َŲŖَّŁ‰ ŲŖُŲµْŲØِŲ­َ ، ŁˆَŁƒَŲ§Ł†ُŁˆŲ§ Ų£َŲ­ْŲ±َŲµَ Ų“َŁ‰ْŲ”ٍ Ų¹َŁ„َŁ‰ Ų§Ł„ْŲ®َŁŠْŲ±ِ . ŁَŁ‚َŲ§Ł„َ Ų§Ł„Ł†َّŲØِŁ‰ُّ – ŲµŁ„Ł‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… – « Ų£َŁ…َŲ§ Ų„ِŁ†َّŁ‡ُ Ł‚َŲÆْ ŲµَŲÆَŁ‚َŁƒَ ŁˆَŁ‡ُŁˆَ ŁƒَŲ°ُŁˆŲØٌ ، ŲŖَŲ¹ْŁ„َŁ…ُ Ł…َŁ†ْ ŲŖُŲ®َŲ§Ų·ِŲØُ Ł…ُŁ†ْŲ°ُ Ų«َŁ„Ų§َŲ«ِ Ł„َŁŠَŲ§Ł„ٍ ŁŠَŲ§ Ų£َŲØَŲ§ Ł‡ُŲ±َŁŠْŲ±َŲ©َ » . Ł‚َŲ§Ł„َ Ł„Ų§َ . Ł‚َŲ§Ł„َ « Ų°َŲ§Łƒَ Ų“َŁŠْŲ·َŲ§Ł†ٌ »

Setan berkata, “Biarkan aku. Aku akan mengajari suatu kalimat yang akan bermanfaat untukmu.” Abu Hurairah bertanya, “Apa itu?” Ia pun menjawab, “Jika engkau hendak tidur di ranjangmu, bacalah ayat kursi ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum …‘ hingga engkau menyelesaikan ayat tersebut. Faedahnya, Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi hari.” Abu Hurairah berkata, “Aku pun melepaskan dirinya dan ketika pagi hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya padaku, “Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?” Abu Hurairah menjawab, “Wahai Rasulullah, ia mengaku bahwa ia mengajarkan suatu kalimat yang Allah beri manfaat padaku jika membacanya. Sehingga aku pun melepaskan dirinya.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa kalimat tersebut?” Abu Hurairah menjawab, “Ia mengatakan padaku, jika aku hendak pergi tidur di ranjang, hendaklah membaca ayat kursi hingga selesai yaitu bacaan ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum’. Lalu ia mengatakan padaku bahwa Allah akan senantiasa menjagaku dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari. Dan para sahabat lebih semangat dalam melakukan kebaikan.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Adapun dia kala itu berkata benar, namun asalnya dia pendusta. Engkau tahu siapa yang bercakap denganmu sampai tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?” “Tidak”, jawab Abu Hurairah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Dia adalah setan.” (HR. Bukhari no.2311).

5. Menyelisihi tingkah laku setan

Contoh, menyelisihi tingkah laku setan dalam hal makan. Setan makan dengan tangan kiri, kita diperintahkan makan dengan tangan kanan.
Dalam Shahih Muslim disebutkan sebuah riwayat,

Ų„ِŲ°َŲ§ Ų£َŁƒَŁ„َ Ų£َŲ­َŲÆُŁƒُŁ…ْ ŁَŁ„ْŁŠَŲ£ْŁƒُŁ„ْ ŲØِŁŠَŁ…ِŁŠŁ†ِŁ‡ِ ŁˆَŲ„ِŲ°َŲ§ Ų“َŲ±ِŲØَ ŁَŁ„ْŁŠَŲ“ْŲ±َŲØْ ŲØِŁŠَŁ…ِŁŠŁ†ِŁ‡ِ ŁَŲ„ِŁ†َّ Ų§Ł„Ų“َّŁŠْŲ·َŲ§Ł†َ ŁŠَŲ£ْŁƒُŁ„ُ ŲØِŲ“ِŁ…َŲ§Ł„ِŁ‡ِ ŁˆَŁŠَŲ“ْŲ±َŲØُ ŲØِŲ“ِŁ…َŲ§Ł„ِŁ‡ِ

“Jika seseorang di antara kalian makan, maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula.” (HR. Muslim no.2020 Bab Adab Makan Minum dan Hukumnya)

Setan juga memberi dan menerima sesuatu dengan tangan kiri. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ł„ِŁŠَŲ£ْŁƒُŁ„ْ Ų£َŲ­َŲÆُŁƒُŁ…ْ ŲØِŁŠَŁ…ِŁŠŁ†ِŁ‡ِ ŁˆَŁ„ْŁŠَŲ“ْŲ±َŲØْ ŲØِŁŠَŁ…ِŁŠŁ†ِŁ‡ِ ŁˆَŁ„ْŁŠَŲ£ْŲ®ُŲ°ْ ŲØِŁŠَŁ…ِŁŠŁ†ِŁ‡ِ ŁˆَŁ„ْŁŠُŲ¹ْŲ·ِ ŲØِŁŠَŁ…ِŁŠŁ†ِŁ‡ِ ŁَŲ„ِŁ†َّ Ų§Ł„Ų“َّŁŠْŲ·َŲ§Ł†َ ŁŠَŲ£ْŁƒُŁ„ُ ŲØِŲ“ِŁ…َŲ§Ł„ِŁ‡ِ ŁˆَŁŠَŲ“ْŲ±َŲØُ ŲØِŲ“ِŁ…َŲ§Ł„ِŁ‡ِ ŁˆَŁŠُŲ¹ْŲ·ِŁ‰ ŲØِŲ“ِŁ…َŲ§Ł„ِŁ‡ِ ŁˆَŁŠَŲ£ْŲ®ُŲ°ُ ŲØِŲ“ِŁ…َŲ§Ł„ِŁ‡ِ

“Hendaklah salah seorang di antara kalian makan dan minum dengan tangan kanannya, juga mengambil dan memberi sesuatu dengan tangan kanannya karena setan itu makan dan minum dengan tangan kiri, begitu pula memberi dan mengambil sesuatu dengan tangan kiri.” (HR. Ibnu Majah no.3266. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Setan tidak biasa Tidur qailulah, yaitu tidur sebentar menjelang Zhuhur. Sedangkan kita diperintahkan untuk tidur qailulah. Disebutkan dalam hadits dari Anas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ł‚ِŁŠْŁ„ُŁˆْŲ§ ŁَŲ„ِŁ†َّ Ų§Ł„Ų“َّŁŠَŲ§Ų·ِŁŠْŁ†َ Ł„Ų§َ ŲŖَŁ‚ِŁŠْŁ„ُ

“Tidurlah di tengah hari (qailulah) karena setan tidak tidur qailulah.” (HR. Abu Nu’aim dalam Ath Thibb 1: 12 dan Akhbar Ash bahan 1: 195 dari jalur Abu Daud Ath-Thayalisi. Syech Al Albani menyatakan bahwa hadits ini hasan dalam As Silsilah Ash Shahihah no.1647).

6. Taubat dan istighfar

Allah Ta’ala berfirman,

Ų„ِŁ†َّ Ų§Ł„َّŲ°ِŁŠŁ†َ Ų§ŲŖَّŁ‚َŁˆْŲ§ Ų„ِŲ°َŲ§ Ł…َŲ³َّŁ‡ُŁ…ْ Ų·َŲ§Ų¦ِŁٌ Ł…ِŁ†َ Ų§Ł„Ų“َّŁŠْŲ·َŲ§Ł†ِ ŲŖَŲ°َŁƒَّŲ±ُŁˆŲ§ ŁَŲ„ِŲ°َŲ§ Ł‡ُŁ…ْ Ł…ُŲØْŲµِŲ±ُŁˆŁ†َ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. Al-A’raf: 201)

Disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim (4: 144), di antara tafsiran ayat di atas adalah ketika seseorang tertimpa dosa, lalu ia mengingat akan hukuman Allah dan pahala besar dari Allah serta janji-Nya, ia pun bertaubat dan kembali pada-Nya. Ia meminta perlindungan pada Allah dan kembali sesegera pada-Nya. Kemudian ia istiqamah dan berusaha terus menjadi baik.
Syech ‘Umar Al-Asyqar menyatakan bahwa itu menunjukkan kalau setan hampir² telah menjadikan manusia dalam keadaan buta terhadap kebenaran, ia tidak bisa melihatnya karena hatinya dalam keadaan tertutup dengan syubhat dan berbagai keraguan. (‘Alam Al Jin wa Asy Syaithon hlm.175)

Berarti, kita bisa selamat dari godaan dan gangguan setan adalah dengan memperbanyak istighfar dan taubat. Karena dengan melakukan seperti itu barulah selamat dari kerugian sebagaimana disebutkan dalam ayat,

Ł‚َŲ§Ł„َŲ§ Ų±َŲØَّŁ†َŲ§ ŲøَŁ„َŁ…ْŁ†َŲ§ Ų£َŁ†ْŁُŲ³َŁ†َŲ§ ŁˆَŲ„ِŁ†ْ Ł„َŁ…ْ ŲŖَŲŗْŁِŲ±ْ Ł„َŁ†َŲ§ ŁˆَŲŖَŲ±ْŲ­َŁ…ْŁ†َŲ§ Ł„َŁ†َŁƒُŁˆŁ†َŁ†َّ Ł…ِŁ†َ Ų§Ł„ْŲ®َŲ§Ų³ِŲ±ِŁŠŁ†َ

“Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’raf: 23).

Keduanya di sini adalah Nabi Adam dan istrinya, Hawa yang telah mendekati pohon terlarang. Mereka menyesal dan bertaubat dengan sungguh pada Allah. Mereka nyatakan bahwa kalau Allah tidak mengampuni mereka, tentu mereka akan termasuk orang yang merugi..

Wallahu waliyyut taufiq..

Semoga Allah Ta'ala senantiasa memberikan kita semua kekuatan agar bisa menempuh enam langkah untuk bisa terbentengi dan terlindungi dari gangguan setan yang terkutuk..

Aamiin Yaa Allah Yaa Mujibas Saailiin..

"Semoga bisa menjadi ilmu dan amalan yang manfaat"

0 komentar: