Selasa, 13 September 2016

ILMU YANG DI PUJI DALAM HADITS, APAKAH ILMU DUNIA TERMASUK?

15.14.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum, Sore Akhi Ukhti'..

Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut dalam hadits mengenai ilmu, apakah ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu pertanian, ilmu ekonomi termasuk juga di dalamnya? Akhirnya, ilmu dunia juga dipuji karena itu?

Dari Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُجَارِىَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِىَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ

“Barangsiapa yang menuntut ilmu dengan maksud untuk bisa mendebat ulama (untuk menampakkan keilmuannya di hadapan lainnya) atau untuk mendebat orang-orang bodoh (menanamkan keraguan pada orang bodoh) atau agar menarik perhatian yang lainnya (supaya orang banyak menerimanya), maka Allah akan memasukkannya dalam neraka.” (HR. Tirmidzi no.2654. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Syech Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. penjelasan hadits dalam Tuhfah Al-Ahwadzi 7: 456)

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ لِتُبَاهُوا بِهِ الْعُلَمَاءَ وَلاَ لِتُمَارُوا بِهِ السُّفَهَاءَ وَلاَ تَخَيَّرُوا بِهِ الْمَجَالِسَ فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَالنَّارُ النَّارُ

“Janganlah belajar ilmu agama untuk berbangga diri di hadapan para ulama, untuk menanamkan keraguan pada orang yang bodoh, dan jangan mengelilingi majelis untuk maksud seperti itu. Karena barangsiapa yang melakukan demikian, maka neraka lebih pantas baginya, neraka lebih pantas baginya.” (HR. Ibnu Majah no.254. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Syech Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Begitu pula dengan hadits, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah no.224. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if jiddan)

Kalau dalam hadits disebutkan masalah ilmu, maka yang dimaksud adalah ilmu syar’i. Itulah maksud dari pujian dan sanjungan ditujukan pada ilmu syar’i. Sebagaimana pujian ini ditujukan pada ahli ilmu sebagai pewaris para nabi,

وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ

“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi.” (HR. Abu Daud no.3641. Syech Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Pewaris nabi tentu saja adalah pewaris ilmu diin atau ilmu agama.
Syech ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah berkata, “Ilmu itu dimaksudkan untuk banyak hal. Namun kalau menurut ulama Islam, yang dimaksud dengan ilmu adalah ilmu syar’i. Itulah yang dimaksudkan dalam kitab Allah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika disebut ilmu, maka yang dimaksud adalah ilmu syar’i.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz 2: 302)

"Semoga bisa menjadi ilmu yang manfaat"

0 komentar: