Sabtu, 01 Oktober 2016

MENINGGALKAN AMALAN SUNNAH KARENA MERASA TIDAK WAJIB

01.38.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Kenapa zaman dulu dan sekarang berbeda?
Zaman dulu, salafush shalih benar² melakukan amalan sunnah karena menganggapnya itu sunnah.

Sedangkan kita… begitu malas mengerjakan amalan yang tidak wajib (sunnah) karena menganggapnya hanyalah sunnah.
Benarlah nasihat berikut…

Ų§Ł„Ų³َّŁ„َŁُ Ų§Ł„ŲµَّŲ§Ł„ِŲ­ُ ŁŠَŁْŲ¹َŁ„ُŁˆْŁ†َ Ų§Ł„Ų³ُّŁ†َّŲ©َ Ł„ِŲ£َŁ†َّŁ‡َŲ§ Ų³ُŁ†َّŲ©ٌ ، ŁˆَŁِŁŠ ŁŠَŁˆْŁ…ِŁ†َŲ§ Ł‡َŲ°َŲ§ ŲŖُŲŖْŲ±َŁƒُ Ł„ِŲ£َŁ†َّŁ‡َŲ§ Ų³ُŁ†َّŲ©ٌ

“Salafush shalih (suri tauladan kita yang shalih di masa silam) mengerjakan perkara sunnah karena hal itu sunnah. Sedangkan kita di zaman ini, perkara sunnah itu ditinggalkan karena menganggapnya hanya sekedar sunnah.”

Sebab Seseorang Meremehkan Amalan Sunnah..

• Sudah merasa cukup dengan yang wajib.

• Amalan yang wajib dirasa sudah sempurna sehingga tak perlu disempurnakan.

• Rasa malas.

• Ingin imbalan dunia daripada akhirat.

• Sibuk dengan dunia, lupa akhirat.

• Sebab utama, kejahilan atau kurangnya ilmu.

Faedah Gemar Memperhatikan yang Sunnah

Padahal gemar merutinkan yang sunnah dapat mengantar seseorang pada derajat wali Allah yang terdepan.

Ibnu Taimiyah berkata, “Wali Allah yang terdepan (As sabiqun al muqarrabun) adalah yang memperhatikan amalan sunnah setelah mengerjakan yang wajib. Mereka melakukan yang wajib dan yang sunnah, serta meninggalkan yang haram dan makruh.
Begitu pula mereka menjadikan perkara mubah bernilai taat.
Dengan perkara mubah itu, mereka mendekatkan diri pada Allah. Sehingga amalannya seluruhnya untuk Allah.” (Al Furqan, hlm.50)

Tingkatan di bawah wali Allah terdepan adalah wali Allah pertengahan (Al muqtashidun). Mereka melakukan perkara wajib dan meninggalkan yang haram. Namun mereka tidak membebani diri mereka dengan perkara sunnah dan tidak mau meninggalkan perkara mubah yang berlebihan. (Al Furqan hlm.50)

Sekarang kita ingin menjadi wali Allah terdepan ataukah wali Allah yang biasa² saja? Masing-masing kita bisa memilih..

Wallahu Waliyyut Taufiq..

''Semoga bisa menjadi ilmu dan renungan yang manfaat''

0 komentar: