Kamis, 06 Oktober 2016

TIGA YANG MENEMANI, DUA PULANG, SATU TERSISA

13.50.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Tiga yang menemani kita sampai ke kubur, dua akan pulang, satu akan tetap menemani kita di alam kubur.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ

“Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” (HR. Bukhari no.6514, Muslim no.2960)

Ali bin Muhammad Abul Hasan Nuruddin Al Mala Al Harawi Al Qari menyatakan bahwa seseorang ketika meninggal ada tiga yang mengikutinya hingga ke kubur..

Pertama adalah keluarganya, yaitu anak dan kerabatnya, begitu pula sahabat dan kenalannya.

Kedua adalah hartanya, seperti budak laki² atau perempuannya, juga hewan tunggangannya.

Ketiga adalah amalannya, yaitu amal baik atau buruk yang pernah ia lakukan.

Keluarga dan harta tadi akan kembali. Yang tersisa hanyalah amalnya yang menemani ia di kubur. (Mirqah Al Mafatih Syarh Misykah Al Mashabih 8: 3235. Dinukil dari Fatwa Al Islam Sual wa Jawab no.199542)

Ibnu Hajar rahimahullah berkata,

قَوْلُهُ ( يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ) هَذَا يَقَعُ فِي الْأَغْلَبِ ، وَرُبَّ مَيِّتٍ لَا يَتْبَعُهُ إِلَّا عَمَلُهُ فَقَطْ

“Mayit akan diikuti oleh keluarga, harta dan amalnya. Itu adalah umumnya. Bisa jadi ada mayit yang hanya diikuti oleh amalnya saja, tanpa membawa harta dan keluarga ketika diantar ke kuburan.” (Fath Al Bari 11: 365)

Disebutkan dalam hadits Al Bara’ bin Azib yang panjang tentang pertanyaan di alam kubur. Ada ketika itu datang seseorang yang berwajah tampan dan berpakaian bagus, baunya pun wangi. Ia adalah wujud dari amalan shalih seorang hamba. Sedangkan orang kafir didatangi oleh orang yang berwajah jelek. Itu adalah wujud dari amalan jeleknya. (HR. Ahmad 4: 287. Syech Syu’aib Al Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih, perawinya adalah perawi yang shahih)

Lantas amal kita bagaimana? Sudahkah amal kita siap untuk menemani kita kelak di alam kubur?

Wallahu Waliyyut Taufiq..

''Semoga bisa menjadi ilmu dan renungan yang manfaat''

0 komentar: