Selasa, 11 April 2017

FAEDAH SURAT AL MULK: TANDA KEKUASAAN ALLAH PADA BURUNG

00.29.00 Posted by Admin No comments

Assalamu'alaikum Akhi Ukhti'..

Pada tausiah pagi ini, kita akan melanjutkan kembali pembahasan tafsir surat Al Mulk mulai dari ayat 16. Semoga bermanfaat..

Allah Ta’ala berfirman,

أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يَخْسِفَ بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُورُ (16) أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ أَنْ يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُونَ كَيْفَ نَذِيرِ (17)

“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berada) di atas langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba² bumi itu bergoncang? Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berada) di atas langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?” (QS. Al Mulk: 16-17)

Di antara faedah ayat di atas:

Siksaan Akibat Mendustakan Peringatan Allah

Ayat di atas menunjukkan akibat yang diperoleh di dunia sebelum di akhirat bagi siapa saja yang mendustkan peringatan Allah. Allah boleh jadi akan menjungkir balikkan bumi bersama mereka atau mendatangkan badai yang berbatu, atau pun siksaan pedih lainnya. Oleh karena itu, hendaknya setiap orang itu waspada dari mendurhakai dan mendustakan peringatan Allah Ta’ala.

Keyakinan Ahlus Sunnah, Allah Di Atas Langit

Dua ayat di atas menunjukkan dengan tegas bahwa Allah di atas langit.

أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

"Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berada) di atas langit?"

أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

"Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berada) di atas langit?"

Menurut Ahlus Sunnah, kalimat (فِي السَّمَاءِ) ada dua makna:

• Fi di sini bermakna ‘ala, artinya di atas. Sehingga makna fis sama’ adalah di atas langit.

• Sama’ di sini bermakna ketinggian (al ‘uluw). Sehingga makna fis sama’ adalah di ketinggian.

Dua makna di atas tidaklah bertentangan. Sehingga dari sini jangan dipahami bahwa makna “fis samaa’ (di langit)” adalah di dalam langit sebagaimana sangkaan sebagian orang. Makna “fis samaa’ ” adalah sebagaimana yang ditunjukkan di atas, yaitu di atas langit atau di ketinggian.

Bandingkanlah saat ini dengan aqidah sebagian orang yang menyatakan bahwa Allah ada di mana-mana, atau ada di setiap hati manusia. Aqidah semacam ini jika tidak lepas dari aqidah kufur dan menyesatkan. Padahal, perlu diketahui bahwa aqidah Allah di atas langit adalah aqidah keempat imam madzhab. Di antaranya kita dapat melihat pada pernyataan Imam Asy Syafi’i rahimahullah.

Syaikhul Islam berkata bahwa telah mengabarkan kepada kami Abu Ya’la Al Kholil bin Abdullah Al Hafizh, beliau berkata bahwa telah memberitahukan kepada kami Abul Qosim bin Alqomah Al Abhariy, beliau berkata bahwa Abdurrahman bin Abi Hatim Ar Roziyah telah memberitahukan pada kami, dari Abu Syu’aib dan Abu Tsaur, dari Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy Syafi’i (yang terkenal dengan Imam Syafi’i), beliau berkata,  “Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya.

Bahkan sebagian ulama besar Syafi’iyah mengatakan bahwa dalam Al Qur’an ada 1000 dalil atau lebih yang menunjukkan Allah itu berada di ketinggian di atas seluruh makhluk-Nya. Dan sebagian mereka lagi mengatakan ada 300 dalil yang menunjukkan hal ini.”

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ

“Dan sesungguhnya orang² yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul²-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku.” (QS. Al Mulk: 18)

Di antara faedah ayat di atas:

Setiap Pembawa Peringatan Ada Yang Akan Mendustakan

Ayat ini menunjukkan bahwa orang² terdahulu sering mendustakan para rasul. Padahal akhlaq para rasul sungguh mulia. Namun meskipun begitu mereka masih tetap didustakan. Akibatnya, Allah pun menjadi murka.

Begitu pula dengan penyampai dakwah pasti juga akan mengalami hal semacam itu, mereka pun pasti akan mendapatkan banyak pro-kontra. Apalagi ditambah dengan akhlaq yang buruk yang jauh dari tuntunan para rasul, justru seperti ini akan semakin ditentang dan ditentang.

Allah Ta’ala berfirman,

أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا الرَّحْمَنُ إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung² yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.” (QS. Al Mulk: 19)

Di antara faedah ayat di atas:

Tanda Kekuasaan Allah pada Burung²

Ayat ini menunjukkan tanda kekuasaan Allah yang dapat membuat seekor burung mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di udara. Ayat ini serupa dengan firman Allah Ta’ala,

أَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ مُسَخَّرَاتٍ فِي جَوِّ السَّمَاءِ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلا اللَّهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

“Tidakkah mereka memperhatikan burung² yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar² terdapat tanda² (kebesaran Tuhan) bagi orang² yang beriman.” (QS. An Nahl: 79) 

Tanda² ini agar setiap hamba dapat mengambil pelajaran darinya.

Allah Maha Melihat

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Maha Melihat segala perbuatan makhluk. Allah Ta’ala juga Maha Melihat manakah maslahat yang terbaik bagi makhluk.

Wallahu Waliyyut Taufiq Was Sadaad'..

Semoga bisa menjadi ilmu yang bermanfaat'..

0 komentar: